Devika Rani bisa dibilang adalah sosok wanita paling penting dalam sejarah perfilman India. Ia merupakan aktris yang pertama kali menguasai perfilman India dalam dekade awal. Studio film pertama yang ia dirikan, Bombay Talkies, telah banyak menemukan bakat-bakat baru dan mengorbitkan artis Bollywood terkenal seperti Dilip Kumar, Ashok Kumar, dan Madhubala. Bombay Talkies juga merupakan studio yang memperkenalkan India pada teknologi pembuatan film internasional. Devika memiliki motivasi untuk membawa film lokal India setara dengan film Barat.
Devika Rani juga disebut sebagai ibu perfilman India. Hal ini karena ia tak hanya telah berkontribusi dalam sejarah perfilman India, tetapi juga karena kepribadiannya yang berani, percaya diri, dan tegas. Ia telah mengambil peran patriarki, menjalankan studio film, dan banyak memperkenalkan kekuatan perempuan ke layar Bollywood, serta mampu memecahkan rekor box office.
Film-filmnya banyak menyasar soal stigma sosial, di mana karakternya bertentangan dengan norma sosial. Proyeksinya tentang mimpi dan keinginan wanita dianggap paing berani pada masanya.
Berikut Keeping Times telah merangkum dari berbagai sumber pada Sabtu (23/7), 10 fakta menarik Devika Rani, aktris yang menguasai perfilman India pertama kali.
1. Devika Rani Choudhary lahir pada 30 Maret 1908 di Andhra Pradesh. Ia berasal dari keluarga Bengali yang makmur dan berpendidikan. Sang ayah merupakan seorang kolonel tentara.
2. Devika menempuh pendidikan sekolah asrama di Inggris pada usia sembilan tahun dan dibesarkan di negara itu. Dia kemudian mendaftar ke Royal Academy of Dramatic Arts dan Royal Academy of Music di London. Dia juga mendaftar untuk kursus arsitektur dan desain busana.
3. Ia mendirikan studio film pertama bernama Bombay Talkies bersama suaminya pada tahun 1934. Studio tersebut telah menghasilkan film yang banyak memecahkan rekor, memperkenalkan teknik pembuatan film, dan meluncurkan banyak bintang film legendaris. Ketika sang suami meninggal pada tahun 1940, dia menjadi wanita pertama yang mengepalai studio film besar.
4. Devika adalah orang pertama yang membawa sinema India menjadi global dengan film-filmnya yang diapresiasi di seluruh dunia. Dia pernah diundang oleh BBC dalam siaran televisi pertama mereka di Inggris pada tahun 1933 dan meresmikan transmisi radio gelombang pendek pertama perusahaan ke India.
5. Ia juga merupakan aktris Bollywood pertama yang mengangkat masalah sosial dalam film. Paling terkenal adalah film “Achhut Kanya” (1936), film Bollywood pertama yang menantang sistem kasta di India berkisah tentang cinta antara seorang gadis miskin dengan seorang pria Brahmana.
6. Devika menjadi penerima pertama Penghargaan Dadasaheb Phalke pada tahun 1969. Itu merupakan penghargaan sinematik tertinggi di India.
7. Devika menikah dengan Himanshu Rai, seorang pengacara yang menjadi produser film. Mereka bertemu pertama kali pada tahun 1928 saat Himanshu berada di London dan merekrut Devika menjadi bagian dari film klasik berjudul “Throw Of Dice” (1929). Mereka menikah tak lama setelah film dirilis dan membentuk kemitraan industri perfilman yang tangguh.
8. Devika memulai debut akting di hadapan sang suami dalam film berjudul “Karma” (1933), yang dibuat secara bersamaan dalam bahasa Inggris dan Hindi. Film ini merupakan produksi bersama India, Jerman, dan Inggris yang sukses dan menjadi film berbahasa Inggris pertama yang dibuat oleh studio India.
9. Devika yang sudah menikah terlibat skandal ketika ia kawin lari dengan lawan mainnya di film “Jeevan Naiya” (1936), Najamul Hassan. Karena hampir tidak mungkin bagi wanita untuk bercerai, dia kembali ke sang suami, Himanshu Rai. Peran Najamul Hassan kemudian digantikan oleh aktor Ashok Kumar. Devika dan Ashok kemudian menjadi pasangan layar kaca dalam banyak film populer seperti “Achhut Kannya” (1936), “Jeevan Naiya” (1936), “Izzat” (1937) dan “Nirmala” (1938).
10. Setelah pensiun dari film dan Himanshu meninggal, Devika kemudian menikah lagi dengan pelukis Rusia bernama Svetoslav Roerich pada tahun 1945. Ia meninggal pada tanggal 9 Maret 1994 di usia 85 tahun dikarenakan sakit bronkitis, tepatnya setahun setelah Svetoslav meninggal.
Penulis: Lutfian Prisnandika