Industri fashion global kian lama kian meningkat, menurut Statistik, Amerika Serikat menyumbang 28 persen dari perdagangan global sebesar $331 miliar atau Rp 4,5 kuadriliun. Pendapat ini pun akan terus meningkat dengan gaya kehidupan orang di setiap dunia.
Peningkatan ini biasanya terjadi karena adanya tren. Apakah yang dimaksud tren? Tren merupakan taktik perhitungan dari industri fashion yang meliputi semua elemen seperti penjual eceran, distributor maupun pemilik brand tersebut.
Sebagai contoh seperti perusahaan LVMH yang terdiri dari brand Louis Vuitton. Brand ini pun banyak digemari oleh seluruh masyarakat dunia. Louis Vuitton memiliki logo berlatarkan emas yang melambangkan kemewahan dan kekayaan.
Dengan warna logo tersebut, brand ini juga meningkat dua kali lipat dari pesaing terdekatnya. Seperti yang diketahui, Louis Vuitton berhasil menjual berbagai fashion seperti pakaian, perhiasan, koper, dan parfum.
Di balik brand ternama dunia, tentu ada orang-orang hebat yang menggerakkannya. Mereka pun sukses menjadi boss fashion dunia dengan kekayaan berlimpah. Berikut Keeping Times lansir dari berbagai sumber, orang di balik fashion dunia, Selasa (19/10).
1. Bernard Arnault
Bernard Arnault merupakan CEO perusahaan barang mewah, LVMH. Di mana perusahaan induk ini memiliki 75 brand terkenal di dunia, seperti Louis Vuitton, Dior, Moet-Hennesy dan Sephora. Pada 2021, LVMH menyelesaikan kesepakatan dengan perhiasan Tiffany & Co sebesar $15,8 juta atau sekitar Rp 223 miliar.
Dilansir dari Forbes, miliarder Prancis ini pun mempunyai total aset sebesar $180,7 miliar atau sekitar Rp 2,6 kuadriliun.
2. Amancio Ortega
Armanico Ortega bersama sang istri, Rosalia Mera mendirikan Inditex pada 1975. Miliarder asal Spanyol ini pun memiliki 60 persen dari Inditex yang terdapat di Madrid, terdiri dari brand Zara, Massimo Dutti, Pull & Bershka. Mereka juga memiliki 7.500 toko di seluruh dunia.
Pendapat mereka dari saham Inditex mencapai $400 juta dollar atau sekitar Rp 5,6 miliar. Memiliki pendapatan besar, Amancio Ortega pun kerap menginvestasikan dividennya ke real estate di Madrid, Barcelona, London, Chicago, Miami dan New York.
Dengan bisnis tersebut, Amancio Ortega menjadi orang terkaya di dunia di urutan ke-13, dengan kekayaan bersih mencapai $82,6 miliar atau Rp 1,1 kuadriliun.
3. Francois Pinault
Francois Pinault adalah pendiri grup mewah yang memiliki brand seperti fesyen Saint Laurent, Alexander McQueen, dan Gucci. Grup yang didirikan pada 1963 ini dimulai sebagai perusahaan kayu dan bahan bangunan.
Namun pada 1999, Pinault mengubah bisnisnya ke arah barang-barang mewah, dengan membeli saham di Gucci Group. Tak hanya memiliki barang mewah kering, Pinault dan keluarganya memiliki rumah lelang ikonik Christie’s, ditambah 3.000 koleksi karya seni dari Picasso, Mondrian, dan Koons.
Dilansir dari Forbes, Francois Pinault memiliki kekayaan sebesar $ 48,7 miliar atau sekitar Rp 687 triliun.
4. Phil Knight
Phil Knight merupakan pendiri raksasa sepatu Nike. Knight dulunya merupakan atlet lari, memulai menciptakan sepatu Nike dengan pelatihnya di kampusnya yakni Bill Bowerman.
Pada 1964, keduanya pun menyiapkan dana sebesar $500 atau Rp 7 juta untuk memulai membuat sepatu yang kemudian disebut Blue Ribbon Sports.
Selain itu Phil Knight juga kerap memberikan sumbangan lebih dari $500 juta atau Rp 7 miliar untuk University of Oregon dan Stanford Graduate School of Business. Selama 51 tahun memegang perusahaan raksasa tersebut, Phil Knight memilih pensiun pada 2016.
5. Gerard dan Alain Wertheimer
Wertheimer bersaudara mewarisi kerajaan Channel yang didirikan oleh kakek mereka, Pierre Wertheimer bersama dengan Coco Chanel pada 1913.
Perusahaan itu dilanjutkan oleh Alain Wertheimer dan Gerrard. Alian yang menjabat sebagai chairman Chanel dan Gerard mengelola bisnis jam tangan, anak usaha Chanel yang berlokasi di Swiss. Keduanya memiliki kekayaan bersih sebesar $23,3 miliar atau Rp 328 triliun.
6. Tadashi Yanai
Tadashi Yanai telah menciptakan dan mengoperasikan kerjaan pakaian ritel yang terdaftar di Tokyo, Fast Retailing, induk dari Uniqlo. Selain itu terdapat juga brand Fast Retailing lainnya termasuk Theory, Helmut Lang, J Brand dan GU.
Laba bersih yang didapat Fast Retailing, berjumlah $853 juta atau Rp 12 miliar untuk tahun fiskal, yang berakhir pada Agustus 2020 dengan pendapatan $19 miliar atau Rp 268 triliun.
7. Leonardo Del Vecchio
Ketika berumur 25 tahun, Leonardo Del Vecchio mendirikan raksasa kacamata Luxottica pada 1961. Perkembangan perusahan ini pun semakin pesat setiap tahunnya, hingga dirinya menggabungkan perusahaan seperti Rayban dan Oakley dan menciptakan kacamata untuk semua merek mewahnya.
Pada 2018 Luxottica bergabung dengan Essilor Perancis, dengan menciptakan produsen dan pengecer kacamata hitam terbesar dari produsen kacamata dunia.
8. Stefan Persson
Stefan Persson adalah orang terkaya di Swedia, melalui peritel fashion murah global Hennes & Mauritz atau dikenal dengan H&M. Dia memiliki sekitar 36 persen saham di perusahaan itu. Setelah 22 tahun menjabat, pada Mei 2020, Persson mengundurkan diri sebagai ketua dan digantikan putranya, Karl-Johan. Saat ini Stefan Person memiliki harta sebesar $19,2 miliar atau sekitar Rp 271 triliun.
9. Sandra Ortega Mera
Sandra Ortega Mera adalah putri pendiri Zara, Amancio Ortega, salah satu pendiri raksasa pakaian Inditex yang dikenal dengan brand Zara. Dia mewariskan kekayaan dari ibunya, Rosalia Mera, yang meninggal pada 2013.
Sekarang Sandra Ortega Mera menjadi orang terkaya kedua di Spanyol setelah ayahnya. Sandra memegang saham di Inditex sekitar 4,5 persen. Selain itu dia memiliki 5 persen saham di perusahaan farmasi publik Pharma Mar, yang sedang menguji kemanjuran salah satu obat kankernya melawan Covid-19.
Dilansir dari Forbes, jumlah kekayaan Sandra Ortega Mera sebesar $7,6 miliar atau sekitar Rp 107 triliun.
10. Anders Holch Povlsen
Orang tua Povlsen membuka toko pertama keluarga pada 1975 di kota kecil, Ringkobing, Denmark. Kemudian Anders Holch Povlsen mengambil alih pada usia 28 tahun dan dia pun menjadi pemilik tunggal Bestseller.
Sebagai perusahaan induk dari 11 label fesyen yang meliputi Vero Moda, Only dan Jack & Jones. Povlsen juga memiliki saham signifikan di pengecer ASOS, toko grosir online Nemlik dan perusahaan pembayaran Klarna.
Pada 2019, keluarga miliarder ini diterpa kabar duka. Povlsen kehilangan tiga dari empat anaknya yang tewas di serang oleh teroris di Sri Lanka.