Dune merupakan epik fantasi fiksi ilmiah yang disebut bisa menandingi Game of Thrones atau The Lord of the Rings. Film ini diangkat berdasarkan novel 1965 dengan nama yang sama, karya Frank Herbert.
Novel Dune sendiri menjadi novel paling laris yang terjual lebih dari 20 juta lembar, dan telah dicetak sebanyak dua belas bahasa. Novel ini adalah salah satu novel fiksi ilmiah paling dihormati di abad ke-20.
Bukan pertama kali, Dune telah diadaptasi ke dalam filum pada 1984 dan miniseri pada 2000. Kini Dune hadir dengan kisah menarik dan dibintangi sederet aktor dan aktris ternama, seperti Timothee Chalamet, Zendaya, Rebecca Ferguson, hingga Jason Momoa, dan masih banyak lainnya.
Buat kamu yang ingin menyaksikan film Dune, lebih baik ketahui fakta menarik di balik layar film epik ini. Berikut Keeping Times rangkuman dari screenrant.com, Kamis (14/10).
1. Masa syuting yang panjang dan melelahkan
Dune melewati masa syuting dengan proses yang real atau nyata, mereka tidak menggunakan layar hijau dan kecanggihan CGI. Para pemain di bawa ke padang pasir Yordania yang luas. Di sana mereka bekerja keras selama berbulan-bulan di bawah teriknya matahari. Pengalaman ini tentunya tidak akan pernah terlupakan oleh pemain dan crew film tersebut.
2. Mematahkan ego para pemain
Selama menjalani syuting berbulan-bulan, tentu rasa lelah membuat kemarahan mencuat di sana sini. Namun menariknya produksi film ini justru membuat crew dan pemain bekerja sama dengan baik dan memahami kesulitan masing-masing. Mereka merasa, berada di tengah gurun pasir dengan panas yang tak terhingga ini, marah bukanlah solusi yang dapat memperlambat proses syuting.
3. Menggunakan sedikit teknologi CGI.
Denis Villeneuve mengungkapkan dalam sebuah wawancara, syuting dilakukan di dunia nyata, seperti Yordania dan set besar dibangun di Budapest untuk bagian dalam ruangan, seperti istana Kaisar di Arrakis.
CGI digunakan hanya untuk beberapa adegan saja, seperti adegan yang melibatkan ratusan orang pemanen rempah-rempah atau memperlihatkan cacing pasir.
4. Penampilan Timothée Chalamet membuat Denis Villeneuve Menangis
Dalam wawancara bersama Colbert, Villeneuve mengaku menangis melihat akting Timothée Chalamet sebagai Paul Atreides. Tentunya ini merupakan tangisan bahagia. Dia merasa senang karena tak salah memilih Timothée Chalamet sebagai pemainnya.
5. Platform raksasa dibuat untuk efek sandworm
Menurut OSSA Movies, Supervisor VFX Paul Lambert menggabungkan platform raksasa pada rig yang ditempatkan di tengah gurun, di mana pasir diletakkan di atasnya dan aktor memposisikan diri mereka seperti berada di bukit pasir.
Ketika cacing pasir “melewati” bagian bawah mereka, platform akan bergemuruh dan berguncang, serta membuat para aktor terlihat tenggelam atau terkubur di pasir.
Efek visual praktis pada skala ini terkadang dianggap kurang praktis. Namun jika dimanfaatkan pada adegan-adegan tertentu akan menghasilkan penampilan yang mengesankan.
6. Interior dibangun untuk mencerminkan budaya di Arrakis
foto: screenrant.com
Jika kamu menyaksikan dengan baik, terdapat interior istana Kaisar, dimana lukisan fresco dan karya seni lainnya yang menutupi dinding. Buka hanya sekadar garapan biasa, interior itu dibuat untuk mencerminkan budaya di Arrakis.
Ada beberapa lainnya yang mungkin tidak terpikirakan oleh penonton. Kostum yang dikenakan mengingatkan pada film Lord of the Rings, di mana jubah Elf dan baju besi Dwarfish dirancang dengan rune dan frasa.
7. Lebih dari 1.000 kostum dibuat
Perancang kostum, Jacqueline West dan Bob Morgan menciptakan lebih dari 1.000 kostum untuk film tersebut. Mereka terinspirasi dari mitologi Yunani dan Romawi.
Stillsuits, salah satu pakaian paling terkenal, dirancang sedemikian rupa dan dapat menjaga kelembaban pakaian. Ukuran baju ini juga dibuat sesuai dengan aktor yang akan mengenakannya, hal ini agar terlihat pas dan sesuai dengan postur tubuh sang aktor.