Nekat promosikan diri seharga Rp 712 juta, pria ini ditangkap polisi

foto: pixabay.com

Baru-baru ini seorang pria di Nigeria ditangkap oleh polisi Islam yang dikenal sebagai Hisbah. Pria 26 tahun ini ditangkap lantaran mencoba menjual dirinya kepada siapa saja yang mau membayar sebesar $49.000 atau Rp 712 juta.

Pada akhir Oktober, berita ini pun menghebohkan media sosial di negara tersebut. Pria yang diketahui bernama Aliyu Na Idris ini terlihat berjalan-jalan di kota Karo dengan membawa papan yang bertuliskan dia ingin mempromosikan dirinya.

Dilansir Keeping Times dari odditycentral.com, Kamis (11/11) Aliyu Na Idris mengatakan kepada wartawan bahwa dirinya telah mencoba menjajakan dirinya di kota Kaduna, namun tidak ada yang mau membeli dirinya. Akhirnya dia pun pindah ke kota Karo.

Pria tersebut juga menjelaskan bahwa dia terpaksa harus melakukan itu, lantaran kemiskinan menimpa hidupnya. Dia berniat jika ada yang membelinya, uang itu akan diberikan pada ibunya dan mengambil sisa uang untuk biaya kehidupan sehari-hari.

“Ini saya lakukan karena kemiskinan, saya berencana memberi orang tua saya 10 juta naira bila dirupiahkan sebesar Rp 346 juta,” kata Aliyu.

Aliyu berencana mengambil 5 juta naira atau Rp 173 juta untuk membayar pajak kepada pemerintah, dan memberikan 2 juta naira atau Rp 69 juta kepada orang yang berhasil mencarikan pembeli. Serta menyimpan sisa dari uang itu untuk kehidupannya sehari-hari.

Aliyu pun mengatakan bahwa dia telah menemukan beberapa orang yang tertarik, tetapi mereka tidak setuju dengan harga 20 juta naira atau Rp 712 juta.

Sekarang ini dia mengaku tidak bisa lagi menjalankan aksinya, lantaran berita mengenai dirinya viral. Berita tersebut juga membuat dirinya haris berurusan dengan kepolisian brigade Hisbah karena melanggar aturan Islam.

“Kami menangkapnya pada hari Selasa. Apa yang dia lakukan ada aturan yang dilarang dalam Islam, kita tidak boleh menjual diri kita kepada siapapun meski memiliki kondisi atau situasi yang berat,” Ujar komandan Hisbah, Harun Ibn Sina, mengatakan kepada BBC.