Seberapa sering kamu mengonsumsi fast food atau makanan cepat saji dalam sebulan? Jika hampir setiap hari kamu makan makanan cepat saji, maka sebaiknya segera dihentikan dan ganti dengan makanan olahan rumahan atau makanan yang lebih sehat, seperti sayuran, buah-buahan, dan sumber protein yang baik. Beberapa sumber menyebutkan, frekuensi mengonsumsi fast food harus dibatasi karena dampak negatifnya pada kesehatan. Idealnya, makanan cepat saji hanya sesekali sebagai pengecualian, bukan sebagai bagian dari pola makan sehari-hari.
Mengapa dianjurkan untuk menghindari fast food?
foto: freepik.com
Mengonsumsi makanan cepat saji secara teratur dapat menyebabkan berbagai masalah kesehatan, termasuk gangguan pencernaan, masalah pernapasan, dan bahkan masalah kulit seperti jerawat. Oleh karena itu, penting untuk membatasi konsumsi makanan jenis ini dan memilih makanan yang lebih sehat dan bergizi.
Makanan cepat saji seringkali tidak memberikan nutrisi yang cukup bagi tubuh. Terutama pada remaja, kebutuhan gizi harus diperhatikan karena pertumbuhan yang pesat dan perubahan fisiologis selama masa pubertas.
Mengonsumsi makanan cepat saji secara berlebihan juga dapat menyebabkan gangguan proses metabolisme tubuh dan meningkatkan risiko timbulnya penyakit seperti diabetes melitus tipe 2, hipertensi, penyakit jantung koroner, dan kanker.
Studi menemukan bahwa fast food mengandung phthalates, zat kimia yang dapat mengganggu cara kerja hormon dalam tubuh. Paparan bahan kimia ini dalam jumlah yang tinggi dapat menyebabkan masalah reproduksi, termasuk cacat lahir.
Begitu bahayanya jika seseorang kecanduan dengan makanan cepat saji. Untuk lebih jelasnya, dampak buruk apa saja yang bisa dialami tubuh jika tidak mengurangi mengonsumsi fast food, berikut ulasannya seperti dilansir keepingtimes.id, dari berbagai sumber, Minggu (25/5).
Bahaya fast food untuk kesehatan
foto: freepik.com
Mengonsumsi fast food secara berlebihan dapat menimbulkan berbagai risiko kesehatan, termasuk penyakit usus inflamasi. Berikut adalah beberapa bahaya dari konsumsi fast food yang berlebihan:
- Pertambahan berat badan
Fast food mengandung kalori yang tinggi namun rendah serat, yang dapat menyebabkan peningkatan berat badan dan obesitas. - Kekurangan gizi
Meskipun tinggi kalori, lemak, gula, dan karbohidrat, fast food hampir tidak mengandung vitamin dan mineral yang dibutuhkan tubuh. - Gangguan pencernaan
Karena kekurangan serat, konsumsi fast food dapat menyebabkan gangguan pencernaan seperti sembelit dan perut kembung. - Gangguan fungsi otak
Penelitian menunjukkan bahwa zat dalam fast food dapat memengaruhi perkembangan saraf dan proses belajar, serta meningkatkan risiko demensia pada orang lanjut usia. - Diabetes
Fast food yang tinggi karbohidrat dapat meningkatkan kadar gula darah dan risiko diabetes tipe 21. - Penyakit jantung
Lemak jenuh dalam fast food dapat meningkatkan kadar kolesterol jahat (LDL) dan risiko penyakit jantung.
Selain itu, diet rendah serat yang sering dikaitkan dengan konsumsi fast food juga dapat meningkatkan risiko kondisi pencernaan seperti penyakit divertikular dan pengurangan bakteri usus yang sehat, yang dapat berkontribusi pada pengembangan penyakit usus inflamasi. Penting untuk membatasi konsumsi fast food dan memilih makanan yang lebih bergizi untuk mendukung kesehatan usus dan keseluruhan tubuh.
Cara mengatasi kecanduan fast food
foto: freepik.com
Mengatasi kecanduan fast food memerlukan kesadaran dan langkah-langkah konkret. Berikut adalah beberapa cara yang dapat membantu:
- Pahami motivasi
Kenali alasan di balik kecanduan fast food. Apakah karena kenyamanan, stres, atau kebiasaan? Memahami motivasi akan membantu mengatasi kecanduan. - Buat rencana makan
Buat jadwal makan yang sehat dan teratur. Sertakan makanan bergizi seperti sayuran, buah-buahan, dan protein. Hindari impulsif makan fast food. - Kurangi aktivitas mengunjungi restoran cepat saji
Batasi kunjungan ke restoran cepat saji. Jauhkan diri dari situasi yang memicu keinginan untuk makan fast food. - Gantikan dengan alternatif sehat
Cari alternatif makanan yang lebih baik. Misalnya, bawa bekal dari rumah atau pilih restoran yang menyajikan makanan sehat. - Perkuat dukungan sosial
Berbicaralah dengan teman atau keluarga tentang niat kamu untuk mengurangi fast food. Mereka dapat memberikan dukungan dan memotivasi kamu. - Kenali pemicu:
Sadari situasi atau emosi yang memicu keinginan makan fast food. Ketika merasa tertarik, cari cara lain untuk mengatasi emosi atau stres. - Cari aktivitas pengganti
Alihkan perhatian dengan melakukan aktivitas lain. Olahraga, membaca, atau berbicara dengan teman dapat membantu mengurangi keinginan makan fast food.
Cara mengolah fast food atau makanan cepat saji jadi makanan sehat
foto: freepik.com
Mengolah fast food menjadi makanan sehat memerlukan sedikit kreativitas dan pemilihan bahan yang tepat. Berikut beberapa cara untuk mengubah fast food menjadi pilihan yang lebih sehat:
- Roti gandum utuh untuk sandwich
- Gunakan roti gandum utuh sebagai dasar sandwich. Roti gandum utuh mengandung serat, vitamin, dan mineral yang baik untuk tubuh.
- Jika sandwich vegetarian, tambahkan buah dan sayuran segar seperti mentimun, tomat, bawang bombay, selada, dan tauge.
- Jika sandwich non-vegetarian, gunakan dada ayam tanpa kulit yang telah dimasak dan tambahkan beberapa sayuran di dalamnya.
- Tumis ayam untuk salad
- Gantikan ayam goreng dengan ayam tumis yang lebih sehat.
- Sajikan dengan salad yang kaya akan sayuran segar dan berbagai nutrisi.
- Pilih Sumber Protein yang Lebih Rendah Kalori:
- Saat memesan fast food, pilih sumber protein seperti ikan daripada ayam atau daging.
- Perhatikan juga porsi yang dikonsumsi agar tetap sehat.
- Hindari karbohidrat berlebih
- Jangan kombinasikan fast food dengan sumber karbohidrat lain seperti kentang goreng.
- Pilih satu makanan sebagai sumber karbohidrat tiap kali makan untuk menghindari kalori berlebih.
- Pilih side dish yang lebih sehat
- Perhatikan menu side dish. Pilihlah salad atau kentang rebus daripada kentang goreng.
- Tambahkan buah dan sayuran ke dalam menu makanan kamu.
- Hindari tambahan menu atau saus:
- Hati-hati dengan tambahan seperti keju, potongan daging, dan roti.
- Pilih saus yang rendah lemak seperti pesto (dibuat dari daun kemangi segar, minyak zaitun, kacang pinus, dan keju parmesan) atau saus tahini (terbuat dari biji wijen).