Cegah demam berdarah (DBD) pada anak, ini tips dan langkah efektif yang harus dilakukan

freepik.com

Demam berdarah telah menjadi salah satu tantangan kesehatan masyarakat yang serius di banyak negara tropis, termasuk Indonesia. Penyakit yang disebabkan oleh virus dengue ini ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti dan Aedes albopictus, yang sering kali berkembang biak di air bersih yang tergenang.

Anak-anak, karena sistem imun mereka yang masih berkembang, menjadi salah satu kelompok yang paling rentan terhadap penyakit ini. Oleh karena itu, penting bagi orang tua dan pengasuh untuk memahami cara-cara efektif dalam mencegah demam berdarah pada anak.

Pencegahan demam berdarah tidak hanya terfokus pada menghindari gigitan nyamuk, tetapi juga pada pengelolaan lingkungan yang dapat mengurangi populasi nyamuk. Selain itu, edukasi tentang kebersihan lingkungan dan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) juga memegang peranan penting dalam mencegah demam berdarah, terutama di kalangan anak-anak.

Artikel ini akan membahas tentang bagaimana cara mencegah demam berdarah pada anak dan bagaimana perbedaan demam berdarah yang terjadi pada anak dengan orang dewasa.

Gejala Demam Berdarah pada Anak

godrejhit.com

Gejala demam berdarah pada anak dapat bervariasi dari ringan hingga berat, dan penting untuk diwaspadai karena beberapa gejala mungkin mirip dengan penyakit lain seperti flu. Berikut adalah penjelasan tentang gejala demam berdarah pada anak:

  • Demam Tinggi Mendadak: Anak mungkin mengalami demam yang muncul secara tiba-tiba dan bisa mencapai 40° C atau lebih. Demam ini bisa berlangsung selama 2—7 hari dan sering kali disertai dengan menggigil.
  • Sakit Kepala Berat: Sakit kepala yang parah, terutama di area dahi dan belakang mata, bisa menjadi indikasi demam berdarah. Rasa sakit ini bisa terasa tajam dan sering kali bertambah parah ketika mata digerakkan.
  • Nyeri Otot dan Sendi: Nyeri yang luas pada otot dan sendi, yang sering kali disebut sebagai “demam patah tulang”, bisa menjadi ciri demam berdarah pada anak. Nyeri ini bisa sangat menyakitkan dan mempengaruhi mobilitas anak.
  • Lemas dan Kelelahan: Anak mungkin merasa lelah yang tidak biasa dan kehilangan energi, yang merupakan tanda bahwa sistem imun tubuh sedang melawan infeksi virus dengue.
  • Ruam Kulit: Ruam atau bercak merah pada kulit bisa muncul pada hari ke-3 hingga ke-4 setelah demam pertama. Ruam ini bisa berbeda-beda bentuk dan tingkat keparahannya serta mungkin menyebar ke seluruh tubuh.
  • Gusi Berdarah atau Mimisan: Perdarahan ringan dari gusi atau hidung (mimisan) bisa terjadi pada anak-anak dengan demam berdarah. Ini adalah tanda peringatan penting yang menunjukkan adanya masalah dengan pembekuan darah.
  • Mual dan Muntah: Anak mungkin mengalami mual dan muntah, yang bisa terjadi hingga tiga kali sehari. Ini bisa menjadi tanda dehidrasi dan memerlukan perhatian medis segera.
  • Nyeri pada Belakang Mata: Nyeri yang terasa pada bagian belakang mata, terutama saat bola mata digerakkan, juga merupakan salah satu gejala demam berdarah.
  • Kulit Mudah Memar: Kulit yang mudah memar bisa menjadi tanda bahwa ada masalah dengan pembekuan darah, yang merupakan gejala serius dari demam berdarah.
  • Tidak Selera Makan atau Enggan Menyusu: Anak mungkin kehilangan selera makan atau enggan menyusu, yang bisa berdampak pada asupan nutrisi mereka dan memperburuk kondisi kesehatan.

Cara Mencegah Demam Berdarah pada Anak

Mendapatkan Vaksin Dengue

Vaksin dengue telah tersedia di Indonesia sejak tahun 2016 dan direkomendasikan untuk anak-anak usia 9–16 tahun. Vaksin ini diberikan sebanyak tiga kali dengan interval enam bulan. Meskipun vaksin ini tidak dapat sepenuhnya mencegah demam berdarah, namun dapat mengurangi keparahan gejala jika anak terinfeksi virus dengue di kemudian hari. Hal ini dapat mengurangi risiko anak harus dirawat di rumah sakit.

Memberantas Sarang Nyamuk (3M Plus)

Program Pemberantasan Sarang Nyamuk 3M Plus yang dicetuskan oleh Kementerian Kesehatan Republik Indonesia meliputi:

  • Menguras dan Membersihkan tempat penampungan air seperti bak mandi dan ember untuk mencegah nyamuk berkembang biak.
  • Menutup tempat penampungan air agar nyamuk tidak dapat bertelur di dalamnya.
  • Mengubur barang bekas yang dapat menampung air dan menjadi sarang nyamuk.
  • Memelihara Ikan Pemakan Jentik di tempat penampungan air.
  • Memasang Kawat Kasa pada jendela dan ventilasi untuk mencegah nyamuk masuk ke dalam rumah.
  • Memberikan Larvasida pada tempat penampungan air yang sulit dikuras.
  • Memperbaiki Saluran dan Talang Air yang tersumbat untuk mencegah genangan air.

Menggunakan Produk Antinyamuk

Penggunaan produk antinyamuk yang mengandung bahan aktif DEET (diethyltoluamide) dapat membantu melindungi anak dari gigitan nyamuk Aedes aegypti dan Aedes albopictus, yang merupakan vektor penyakit demam berdarah. Produk-produk ini tersedia dalam berbagai bentuk seperti lotion, semprotan, atau gel yang dapat diaplikasikan pada kulit anak.

Mengenakan Pakaian Pelindung

Anak-anak disarankan untuk mengenakan pakaian lengan panjang, celana panjang, dan kaus kaki, terutama jika mereka berada di area yang rawan nyamuk. Pakaian ini berfungsi sebagai penghalang fisik antara kulit anak dan nyamuk, sehingga mengurangi risiko gigitan nyamuk.

Mengajarkan Kebiasaan Hidup Bersih

Mengajarkan anak untuk mencuci tangan secara teratur dan menghindari bermain di area yang kotor atau berair dapat membantu mencegah kontak dengan nyamuk yang mungkin membawa virus dengue. Selain itu, memastikan anak mengonsumsi makanan yang bergizi untuk meningkatkan sistem imun mereka juga penting.

Penggunaan Kelambu dan Repellent Alami

Menggunakan kelambu saat tidur, terutama di daerah endemis demam berdarah, dapat memberikan perlindungan tambahan bagi anak. Selain itu, penggunaan repellent alami seperti minyak sereh juga dapat membantu mencegah gigitan nyamuk.

Perbedaan Demam Berdarah pada Anak dan Dewasa

Demam berdarah pada anak dan orang dewasa memiliki beberapa perbedaan, terutama dalam hal gejala dan respons tubuh terhadap infeksi virus dengue. Berikut adalah beberapa perbedaan utama:

Respons Imun

Anak-anak cenderung memiliki respons imun yang lebih aktif terhadap virus dengue, yang bisa menyebabkan gejala yang lebih parah dibandingkan dengan orang dewasa. Ini termasuk risiko lebih tinggi untuk mengalami kebocoran plasma darah pada fase kritis penyakit.

Gejala

Pada anak-anak, gejala demam berdarah sering kali mirip dengan infeksi saluran pencernaan atau pernapasan, seperti batuk, pilek, atau mual dan muntah. Sementara itu, orang dewasa lebih sering mengalami demam tinggi, sakit kepala, nyeri belakang bola mata, dan gejala klasik lainnya dari demam berdarah.

Kebocoran Plasma

Anak-anak lebih rentan mengalami kebocoran plasma darah yang berat, yang dapat menyebabkan syok dan bahkan kematian jika tidak ditangani dengan cepat. Hal ini sebagian disebabkan oleh fakta bahwa anak-anak lebih mudah mengalami dehidrasi, yang dapat memperburuk kondisi mereka selama fase kritis demam berdarah.

Fase Demam

Pada anak-anak, fase demam pada demam berdarah sering kali berbentuk seperti pelana kuda, yaitu turun selama beberapa hari, kemudian naik lagi. Demam ini umumnya berlangsung selama 3 hari dan bisa mencapai suhu 39−40°C.

Keparahan Gejala

Gejala demam berdarah pada anak biasanya berkisar dari ringan hingga sedang, sedangkan pada orang dewasa, gejala bisa berkisar dari sedang hingga berat. Anak-anak yang sudah pernah terkena demam berdarah mungkin memiliki kekebalan yang lebih baik terhadap virus tertentu.