Kisah Helen Keller, wanita buta tuli bisu yang menginspirasi dunia

foto: id.pinterest.com

Sebagian dari kamu mungkin sudah mengenal nama Helen Keller lewat sebuah buku, Wanita Pembawa Cahaya. Yap, Helen Keller merupakan seorang penulis, Aktivis politik dan dosen perempuan yang menjadi tokoh dunia menginspirasi.

Helen Keller, sosok perempuan spesial yang hadir ke dunia ini. Sebagai seorang tunanetra dan tunarungu dia berhasil berjuang menempuh pendidikan normal dan terbukti sukses dalam kariernya. Tidak hanya itu, Helen juga memperjuangkan hak kesetaraan pendidikan untuk orang-orang seperti dirinya.

Masa kecil Helen Keller

foto: familyconnect.org

Helen Keller lahir pada 27 Juni 1880, dari pasangan Kate Adams Keller dan Arthur Keller. Ketika dilahirkan, Helen tidak memiliki masalah dengan fisiknya. Dia tumbuh menjadi bayi seperti pada umumnya. Helen mulai bisa berbicara pada usia 6 bulan dan mulai berjalan di usia satu tahun.

Menginjak usia 19 bulan, Helen Keller mengalami demam tinggi. Sejak saat itu Kate Adams Keller menyadari sesuatu terjadi pada anaknya, dimana Helen kecil tidak bisa merespon bunyi dan gerakan yang ada dihadapannya. Setelah mendapatkan penanganan medis, dokter mendiagnosa, Helen Keller mengalami buta dan tuli yang tidak diketahui apa penyebab pastinya, namun besar kemungkinan karena rubella atau demam scarlet.

Karena sulit dalam berkomunikasi Helen tumbuh menjadi anak yang liar. Sering kali dia menjerit, memukul, menendang hingga membanting apa saja yang ada di dekatnya jika marah dan keinginannya tidak dipenuhi. Lalu saat merasa bahagia dia cekikikan tidak terkendali.

Kala itu tumbuh kembang Helen hanya dibantu oleh putri koki keluarga, Martha Washington. Bersama Martha, Helen menciptakan 16 simbol komunikasi terbatas untuk berkomunikasi. Tentu saja hal itu tidak cukup untuk melengkapi perkembangan Helen.

Keluarga Keller cukup kewalahan berkomunikasi dengan Helen kecil saat itu, hingga akhirnya mereka memutuskan mencarikan seorang guru untuk mengajari Helen.
Pada 3 Maret 1887 keluarga Keller mendatangkan seorang guru bernama Anne Mansfield Sullivan.

Bukan hal yang mudah untuk Anne mengajari Helen yang tidak melihat dan mendengar. Sering kali Helen menentang dan menolak perintah Anne. Belum lagi keluarga Anne mengalami pertentangan saat memberikan materi belajar untuk Helen.

Akhirnya untuk mengurangi perdebatan Anne dan keluarga Keller serta mendidik Helen lebih efektif, Anne meminta untuk tinggal berdua saja dengan Helen. Mereka akhirnya tinggal di sebuah pondok di perkebunan.

Metode yang diajarkan Anne Sullivan adalah Haptic atau mengetahui bentuk berdasarkan rabaan dan getaran suara di leher. Kata yang akhirnya membuat Helen kooperatif dalam belajar adalah kata ‘water’ setelah itu pembelajaran mereka berdua berjalan lancar. Helen Keller berhasil menghafal lebih dari 500 kata, menulis dan membaca dengan menggunakan huruf Braille.

Perjuangan Anne Sullivan tidak berhenti sampai disitu. Dia memperjuangkan Helen agar bisa berbicara dan pergi sekolah. Helen dipertemukan dengan Sarah Fuller di Horace School for the Deaf and Hard of Hearing di Boston untuk belajar lebih banyak.

foto: id.pinterest.com

Pada 1898, Helen Keller akhirnya menempuh pendidikan di Perkins School for The Blind. Kemudian melanjutkan ke sekolah Cambridge School for Young Ladies dan Radcliffe pada musim gugur 1900. Berkat kemampuannya yang luar biasa, Helen berhasil menerima gelar cum laude Bachelor of Arts pada 1904.

Di usianya yang ke 24 tahun Helen menjadi perempuan buta dan tuli pertama yang memperoleh gelar tersebut. Anna Sullivan menjadi guru dan sahabat untuk Helen Keller, dia membimbing Helen hingga akhir hayatnya. Anna Sullivan meninggal pada usia 70 tahun.

Perjalanan Karir

foto: thinglink.com

Setelah lulus kuliah Helen berkeinginan besar untuk membagikan ilmu dan pengalamannya kepada orang-orang seperti dirinya. Oleh karena itu dia mulai menulis tentang kebutaan, penyakit kelamin di berbagai majalah seperti Pulitzer, Edward W Bok, The Century, McClure’s, dan The Atlantic Monthly.

Kisahnya juga diabadikan dalam buku garapannya sendiri seperti The Story of My Life (1903), Optimism (1903), The World I Live In (1908), My Religion (1927), Helen Keller’s Journal (1938), dan The Open Door (1957). Dari tulisan-tulisan itulah kisahnya menyebar hingga Massachusetts dan New England.

Perjuangan Lain Helen Keller

foto: Istimewa

Perjuangannya untuk orang-orang disabilitas tidak hanya melalui tulisan semata. Helen Keller terjun langsung menyuarakan tuntutan kesejahteraan orang-orang disabilitas. Helen juga aktif di organisasi dan mendirikan yayasan yang mendukung hak-hak tunanetra. Perjuangannya bahkan sampai ke berbagai negara.

Perjuangan Helen Keller bersama Anne Sullivan menginspirasi dunia memberikan semangat kepada keluarga dan penyandang tunanetra dan tunarungu. Membuka mata bagi siapapun bahwasanya kekurangan bukan berarti berhenti berjuang. Kisah itu dipublikasikan juga dalam sebuah film berjudul Helen Keller. Film yang menceritakan tentang Helen semasa kecil hingga memulai pendidikan dengan Anna Sullivan.