Krisis wanita, pria di 6 negara ini kesulitan dapat pasangan

foto: pixabay.com

Keseimbangan populasi di setiap negara sangatlah diperlukan. Sebab dengan seimbangnya rasio wanita dan pria bisa menjaga sumber daya manusia di setiap negara. Selain itu negara itu juga bisa menjaga ras asli dari negara mereka. Namun apa dampak yang terjadi bila rasio tidak seimbang?

Bila rasio pria tidak seimbang dengan wanita, maka kejahatan pada wanita akan banyak terjadi. Kejahatan-kejahatan itu antara lain, pelecehan seksual, penjualan wanita dan kekerasan wanita. Dalam hal ini setiap negara memiliki caranya masing-masing agar rasio tetap seimbang.

Setelah mendengar penjelasan tersebut pasti kamu penasaran dengan jumlah rasio wanita dan pria di seluruh negara bukan?. Ternyata keseimbangan populasi tidak terjadi di beberapa negara ini. Negara yang dinilai krisis kaum hawa ini membuat para pria kewalahan mencari pasangan hidup.

Berikut Keeping Times lansir dari berbagai sumber, Selasa (12/10).

1. Norwegia

foto: unsplash.com

Di Urutan pertama ada Norwegia. Rasio wanita dalam populasi Norwegia tidak serendah tahun ini sejak Statistik Norwegia (SSB) mulai melakukan penghitungan populasi pada 1769.

“Sebelumnya, perempuan selalu menjadi mayoritas, tetapi sejak 2010, Norwegia mengalami surplus laki-laki,” kata Penasihat Senior di Bagian Statistik Kependudukan, Anders Falnes- Delheim.

Dia juga menyampaikan dalam populasi, surplus bisa bertahan sampai 2100 laki-laki diharapkan menjadi mayoritas 80 tahun ke depan.

Hal ini terjadi sejak 2006, imigran laki-laki lebih banyak dari pada perempuan. Selama dua belas tahun terakhir, 42.000 lebih banyak pria datang ke Norwegia dari pada wanita.

“Selain itu, selalu lebih banyak laki-laki yang lahir daripada anak perempuan. Rata-rata, 106 anak laki-laki per 100 anak perempuan lahir,” kata Falnes-Delheim.

2. Kanada

foto: uline.ca

Perempuan dan anak perempuan di Kanada sangat mendominasi. Sebab setengah populasi Kanada terdiri dari wanita. Pada tahun 2010, 17,2 juta perempuan menyumbang 50,4 % dari total populasi.

Pada 1921 hingga 1971, persentase laki-laki sedikit lebih tinggi dari pada perempuan. Tercatat pada tahun 1921, sebanyak 48,5% dari populasi adalah perempuan, meningkat menjadi 49,8 % pada tahun 1971.

Tercatat pada 2016 menunjukkan bahwa untuk manula berusia 85 hingga 99 tahun, hanya ada 54 pria untuk 100 wanita. Sedangkan pada 2020, ada sekitar 5,25 juta pria dan 5,15 juta wanita berusia antara 25 dan 44 tahun yang tinggal di Kanada, merupakan terbanyak dari semua kelompok usia.

Kelompok usia terbesar berikutnya adalah antara usia 45 dan 64, dengan 5,03 juta laki-laki dan 5,12 juta perempuan. Pada 1950 menjadi 98,54 pria per 100 wanita pada 2020.

3. Siprus

foto: britannica.com

Menurut Laporan Demografi 2016, penduduk di wilayah yang dikuasai Pemerintah diperkirakan mencapai 854,8 ribu pada akhir 2016, dimana 411,8 ribu (48,6%) adalah laki-laki dan 435,2 (51,4%) adalah perempuan.

Pada tahun 2020, rasio pria dan wanita untuk Siprus adalah 99,4 pria per 100 wanita. Rasio tersebut cenderung meningkat selama periode 1950-2020 yang berakhir pada 99,94 pria per 100 wanita pada tahun 2020.

Populasi di negara Siprus ini pun berjumlah sekitar 1,226,332, dengan populasi pria sebanyak 626,348 (51,1%) dan wanita sebanyak 559,985 (48,9%).

4. Tiongkok

foto: chinatoday.com.cn

Sejak awal 1970-an, memiliki banyak anak tidak lagi dianjurkan di Cina Daratan. Kemudian pada 1979, pemerintah pun membuat kebijakan satu anak. Hal ini dilakukan untuk mengontrol jumlah total penduduk Cina.

Kebijakan ini pun menyebabkan penurunan tingkat kelahiran di Cina dan rasio jenis kelamin yang lebih miring dengan preferensi anak laki-laki. Kemudian sejak 2014, kebijakan satu anak mulai di longgar dan pada 2015 mulai menghilang sepenuhnya.

Pada 2020, menurut Sensus Penduduk Nasional Ketujuh yang dilakukan pada tahun 2020, ada sekitar 723 juta penduduk pri dan 688 juta penduduk wanita yang tinggal di Tiongkok.

5. Finlandia

foto: winnetnews.com

Di Negara Finlandia rasio jenis kelamin pria dan wanita dilaporkan sebesar 1047, rasio pada 2017.  Angka tersebut masih sangat konstan dari angka sebelumnya yaitu 10,47 untuk 2016.

Hingga 2020, rasio pria dan wanita untuk Finlandia adalah 97,3 pria per 100 wanita. Rasio pria dan wanita Finlandia meningkat dari 91,46 pria per 100 wanita pada 1950 menjadi 97,3 pria per 100 wanita pada 2020 dengan pertumbuhan rata-rata tahunan sebesar 0,44%.

Penduduk di Finlandia Pada tahun 2020 dengan total populasi adalah sekitar 5,53 juta. Sedikit banyak dari setengah populasi, 2,8 juta, adalah perempuan, dibandingkan dengan populasi pria sekitar 2,73 juta. Dalam periode sepuluh tahun dari 2010 hingga 2020, jumlah pria meningkat sedikit lebih cepat daripada jumlah wanita.

6. Islandia

foto: pinterest.com

Populasi wanita di laporkan 2.794.629.000 orang pada 2018. Rekor ini naik dari angka sebelumnya 2.793.999.000 orang untuk 2017. Tercatat populasi wanita di Finlandia rata-rata 1.925.751.500 orang dari tahun 1865 hingga 2018.

Rasio pria dan wanita Islandia berada pada level 100,91 pria per 100 wanita pada 2020, naik dari 100,69 pria per 100 wanita pada tahun 2015, ini merupakan perubahan sebesar 0,22%.

Populasi penduduk di Islandia pada 2021 sekitar 368.792. Per Januari 2021, penduduk Islandia terdiri dari sekitar 189 ribu penduduk laki-laki dan 180 ribu penduduk perempuan. Terlebih lagi, kelompok terbesar Islandia berusia antara 20 dan 39 tahun.