Drama Cina “The Legendary Life of Queen Lau” sedang menjadi sorotan banyak pihak. Drama yang rilis pada 24 Juni 2022 ini merupakan drama Cina kolosal. Kebanyakan drama jenis kolosal akan menyajikan cerita serius, baik itu secara romantis, action, banyak mengandung unsur sejarah atau bahkan kombinasi kesemuanya.
Namun drama “The Legendary Life of Queen Lau” ini berbeda dari drama kolosal lainnya. Drama ini lebih banyak dibumbui cerita komedi romantis yang sebenarnya dapat menjadi tontonan keluarga yang menyenangkan.
Di balik ceritanya yang tak biasa, ternyata drama ini menimbulkan berbagai kontroversi, bahkan terkait konflik politik yang membuat drama ini mendapat sorotan tajam. Berdasar ulasan tersebut Keeping Times telah menyajikan ulasan 7 fakta menarik dari drama ini, termasuk kontroversi yang ada di dalamnya.
1. Diadaptasi dari novel “Huang Hou Liu Hei Pang” karya Ge Yang.
“The Legendary Life of Queen Lau” diadaptasi dari web novel “Huang Hou Liu Hei Pang” karya Ge Yang. Kisah ini menceritakan romansa yang tidak mungkin, namun sempurna antara wanita desa bermulut kotor Liu Jinfeng dan raja kurus dan sombong Duan Yunzhang (Li Hongyi). Liu Jinfeng mengejutkan semua orang di desa karena pernikahannya dengan keluarga kerajaan.
Jinfeng melenggang ke pengadilan tanpa rasa takut bahkan melawan raja yang kuat itu sendiri. Sementara raja tidak peduli untuk menatap wanita itu, lama kelamaan ternyata ia jatuh cinta pada kepribadiannya yang menawan dan jenaka. Terlepas dari keributan yang dia sebabkan, Yunzhang tidak menyangkal bahwa Liu Jinfeng membuat kehidupan istana menjadi jauh lebih menarik.
2. Diperankan oleh Jackie Lie dan Li Hong Yi.
Pemeran utama dalam drama ini adalah dua aktor berbakat yaitu Jackie Lie yang memerankan tokoh Liu Jinfeng dan Li Hong Yi yang memerankan tokoh raja kurus bernama Yuzhang. Liu Jinfeng digambarkan sebagai wanita berbadan berisi dengan sifat blak-blakan yang berasal dari desa kecil. Pembawaan sikapnya selalu konyol dan kerap mengundang gelak tawa. Sedangkan Yunzhang adalah sosok raja yang sedikit angkuh namun memiliki hati yang mudah luluh.
3. Disutradarai oleh Wai Hong Cui.
Drama ini dibuat oleh seorang sutradara yang sudah berkarya selama 21 tahun. Ia telah menangani film atau drama popular, salah satunya adalah drama berjudul “Project A” yang diperankan oleh Dicky Cheung.
4. Rating yang cukup tinggi.
Di balik kontroversi yang beredar, drama ini sebenarnya mendapat sambutan yang baik dari masyarakat. Dikutip dari mydramalist.com, drama ini mendapat rating sebesar 7.9/10, padahal drama ini sesungguhnya belum tayang sampai selesai.
5. Berhenti tayang pada hari ke-15.
Semenjak pemutaran pertamanya pada 24 Juni 2022, drama ini resmi berakhir tayang pada hari ke-15 yaitu pada tanggal 3 Juli 2022. Hal ini akibat desakan masyarakat yang menganggap drama berlatar budaya Cina ini justru lebih menonjolkan budaya jepang.
6. Mendapat kritikan keras akibat dianggap menonjolkan budaya Jepang.
Drama ini mendapat banyak kecaman setelah dianggap terlalu menonjolkan budaya Jepang di dalamnya. Ornamen-ornamen jepang yang dianggap muncul dalam drama adalah penggunaan kostum dan peralatan pendukung lainnya. Hal tersebut dinilai menunjukkan simbol Jepang seperti adanya ornamen bunga Sakura yang merupakan ciri khas Jepang.
7. Desakan pemberian ganti rugi.
Akibat dari diberhentikannya penayangan terhadap drama ini menyebabkan banyak pihak merasa dirugikan. Alasannya mereka telah membayar langganan untuk drama ini namun ternyata tidak dapat dinikmati sampai selesai. Untuk itu banyak pelanggan mendesak diberikan ganti rugi atas kerugian yang mereka alami.
Penulis: Banu Widiasmara