Ada berapa juta jiwa yang hidup di bawah garis kemiskinan? Lalu ada berapa yang mampu bangkit dari ketidakmampuan ekonomi tersebut? Orang bijak berpendapat, yang membedakan manusia satu dengan yang lainnya adalah tekad dan kecerdasan mereka dalam mencari peluang.
Jika hari ini kamu melihat deretan orang terkaya dan terkenal di dunia, mungkin kamu akan berpikir, bagaimana mereka bisa memperoleh semua itu? Apakah sejak lahir sudah hidup bergelimangan harta?
Tidak semuanya. Beberapa dari miliarder ternama, lahir dari keluarga sederhana bahkan bisa dikatakan miskin. Berkat tekad yang kuat, kemampuan berpikir luas, dan selalu mencari peluanglah yang membawa mereka hari ini menjadi sosok dengan penghasilan triliunan bahkan lebih.
Di Asia sendiri, ada beberapa miliarder terkaya yang lahir dari keluarga sederhana. Kisah mereka tentu bisa menjadi inspirasi bagi banyak orang. Siapa mereka? Berikut Keeping Times lansir dari berbagai sumber, Sabtu (13/11).
1. Jack Ma
Lahir dari keluarga miskin, Jack Ma kini merupakan pendiri Alibaba dan Ant Group. Saat masih kanak-kanak dirinya mendatangi penginapan Amerika Serikat untuk belajar bahasa Inggris dengan imbalan dirinya akan mengajak keliling kota.
Saat ingin masuk ke universitas, dirinya pernah mengalami kegagalan sebanyak dua kali, sebelum akhirnya lulus dan melanjutkan belajar bahasa Inggris di Hangzhou Teachers Institute. Usai selesai dari Universitas, Jack Ma pun melamar pekerjaan di berbagai tempat, salah satunya KFC, namun semuanya ditolak.
2. Li Ka Shing
Li Ka Shing juga memiliki kehidupan yang lumayan sulit. Selama Perang Dunia II, keluarganya pun melakukan perjalan dari daratan China ke Hong Kong. Pada saat itu ayahnya meninggal karena mengalami penyakit TBC.
Kepergian sang ayah dan kekurangan ekonomi yang melanda keluarganya, membuat Li putus sekolah. Kala itu Li lebih memilih mencari nafkah dari pada melanjutkan pendidikannya.
Beranjak dewasa, tepatnya pada usia 22 tahun Li membuka membuka pabrik yang bernama Cheung Kong Industries, ini merupakan awal dari kesuksesannya.
3. Zhang Xin
Zhang Xin merupakan pengusaha properti di China, dirinya pun dikenal sebagai perempuan yang menginspirasi di Beijing. Saat berusia 15 tahun, Zhang dan bersama keluarga pun harus pindah ke Hong Kong.
Agar bisa membantu kehidupan keluarga, Zhang pun bekerja di pabrik selama lima tahun. Selain itu, dia pun pernah bekerja di toko ikan dan keripik tradisional Inggris yang dikelola oleh pasangan Cina.
Setelah lulus kuliah, dia bekerja di Goldman Sachs di London, kemudian di Hong Kong dan New York. Namun, dirinya lebih memilih kembali ke Beijing dan akhirnya bertemu jodohnya di sana. Pasangan ini pun mendirikan Soho China, sebuah perusahaan di bagian properti dan menjadi salah satu terbesar di negara itu.
4. Chairul Tanjung
Masa lalu Chairul Tanjung (CT) bukanlah orang yang tidak bergelimang harta dan dia juga hidup berkecupan, hal ini yang membuatnya dijuluki anak singkong. Selain itu, keluarga Chairul Tanjung harus tinggal di losmen yang sempit bersama orangtua dan Keenam saudaranya.
Semasa kuliah, CT mencari peluang untuk mendapatkan uang tambahan, mulai dari berdagang buku, fotokopi, hingga pembuat jasa kaos. Usaha kerasnya ini pun membuahkan hasil dengan dirinya bisa mendirikan CT Corp yang memiliki bisnis di berbagai bidang dan dia pun menjadi salah satu orang terkaya di Indonesia.
5. Kim Beom-soo
Kim Beom-soo atau dikenal dengan Brian Kim merupakan miliarder Korea Selatan. Dia merupakan pendiri serta ketua perusahaan internet bernama Kakao. Meski kini menjadi seorang miliarder, namun masa lalu Kim masuk kategori miskin. Keluarga Kim yang terdiri dari delapan orang harus berbagi tempat tidur di kawasan miskin di Seoul.
Tak hanya itu, orang tua Kim bukanlah orang memiliki pendidikan tinggi. Ayahnya tidak tamat Sekolah Dasar (SD), karena itu sang ayah kerja serabutan agar bisa membiayai keluarganya.
Kim menjadi orang pertama di keluarganya yang bisa kuliah. Agar bisa membiayai kuliahnya, Kim menjadi guru les privat. Tidak hanya itu, dia juga bekerja selama lima tahun sebagai pengembang di layanan komunikasi online di unit layanan TI Samsung.
Pada 1998, Kim memulai usahanya dengan membuka bisnis warnet, Hangame yang kemudian dikenal portal game online. Tak sampai disitu saja, Hangame pun akhirnya bergabung dengan Naver untuk menjadi portal web dominan Korea Selatan, NHN.
Pada 2010 dirinya pun membangun bisnis di KakaoTalk. Memiliki masa lalu yang sangat susah, pada tahun 2021, Kim pun berjanji akan membantu mengatasi masalah sosial.