Aksi demo tolak UU Cipta Kerja terjadi di sejumlah wilayah di Indonesia. Masa mengaku merasa tak terima dengan disahkan UU Cipta Kerja tersebut, lantaran ada beberapa isi dari UU itu sangat merugikan pekerja. Aksi yang sudah dimulai sejak 6 Oktober 2020 tersebut berujung anarkis, sejumlah fasilitas umum rusak dan masa yang bergerak semakin banyak.
Kondisi ini terjadi pula di Yogyakarta, tepatnya di Jalan Malioboro, pada Kamis (8/10) sekitar pukul 15.45. Buntut dari demo yang dilakukan peserta aksi Jogja Memanggil berujung ricuh. Tak hanya menyampaikan aspirasi, namun aksi para pendemo merusak sejumlah fasilitas di kawasan Malioboro, bahkan salah satu kafe terbakar.
Aksi ini terekam jelas oleh video-video amatir warganet, dalam sejumlah video yang beredar, terlihat bagaiman kondisi demo yang tidak kondusif hingga berujung pada kerusuhan.
Sejumlah aparat keamanan diturunkan untuk menghalau jalannya demo, namun sayang masa yang begitu banyak sangat sulit untuk dikendalikan. Dilansir dari liputan6.com, peserta aksi mulai berjalan kaki dari sejumlah titik kumpul menuju gedung DPRD DIY pada pukul 11.00 WIB. Peserta secara berkelompok dan bergantian masuk ke DPRD DIY untuk berunjuk rasa menolak UU Cipta Kerja.
Aksi para pendemo kini sudah dapat ditangani, kondisi malioboro pun sudah terkendali. Namun Malioboro terlihat sangat berbeda, benar-benar porak-poranda. Seperti apa kondisi terkini Malioboro usai usai demo tolak UU Cipta Kerja? Berikut Keeping Times lansir dari berbagai sumber, Kamis (8/10).
1. Beginilah kondisi Malioboro usai para pendemo berunjuk rasa. Sejumlah fasilitas umum tabg ada di sana benar-benar rusak.
2. Salah satu kafe di kawasan Malioboro terbakar. Kafe yang berada di lantai dua ini habis dlalap si jago merah. Sekarang beginilah kondisinya.
3. Kini Malioboro sedang dalam proses pembersihan. Diharapkan kondisi sudah benar-benar kondusif.
4. Setelah kejadian sore tadi kini Malioboro benar-benar sudah bersih dari para pendemo. Tinggil puing-puing kerusakan yang sedang dalam proses pembersihan.
5. Sejumlah orang turun dan ikut serta membenahi kembali Malioboro yang selama ini dikenal sebagai pusat wisata di Yogyakarta.
