Di balik gemerlap Bollywood, selalu ada dinamika persaingan, perubahan selera penonton, dan pergantian generasi bintang. Dua nama besar yang sering disorot ketika membahas pergeseran era adalah Amitabh Bachchan, sang megastar legendaris, dan Govinda, ikon komedi-tari yang mendominasi periode 1990-an. Banyak penggemar bertanya: Benarkah karier Amitabh Bachchan sempat terancam saat Govinda mencapai puncak popularitas?
Pertanyaan ini bukan tanpa dasar. Dalam sebuah wawancara, Amitabh Bachchan sendiri pernah secara terbuka mengakui bahwa masa kejayaannya sempat “memudar”, sementara pesona Govinda justru meroket dan mencuri perhatian generasi muda. Momen-momen tertentu yang dialami Amitabh bahkan menggambarkan betapa signifikan perubahan itu.
Amitabh akui popularitasnya memudar
Dalam wawancara dengan Rajeev Masand, Amitabh Bachchan mengungkapkan masa ketika ia merasakan betul bahwa ketenarannya tidak lagi sekuat dulu. Dilansir dari BollywoodShaadis, Amitabh menceritakan bagaimana di era 1990-an, gelombang popularitas mulai beralih kepada Govinda, aktor yang saat itu sedang berada di puncak berkat gaya komedi enerjik dan kemampuan menari yang luar biasa.
Amitabh mengatakan bahwa dulu, ketika ia memasuki sebuah restoran atau tempat publik, orang-orang akan langsung menoleh. Namun pada periode itu, ia merasakan perubahan: publik tidak lagi seramai dulu menyambut kehadirannya. Ia menyebutnya sebagai periode “faded stardom”, fase ketika sorotan penonton beralih kepada bintang baru yang lebih relevan dengan zamannya.
Salah satu kisah paling menarik adalah kejadian di lokasi syuting film “Hum” (1991). Amitabh Bachchan, Rajinikanth, dan Govinda sama-sama berada di lokasi tersebut. Ketika beberapa penggemar datang mendekat untuk meminta tanda tangan, seorang gadis kecil berkata:
“Woh nahin, yeh. Govinda ka autograph lo.” (“Bukan dia, yang ini. Ambil tanda tangan Govinda.”)
Bagi Amitabh, momen itu menjadi penanda jelas bahwa generasi baru benar-benar jatuh hati kepada Govinda, bukan kepada dirinya seperti di masa kejayaan 70–80-an.
Pengakuan ini ia sampaikan sendiri, sehingga menjadi salah satu fakta paling kuat bahwa ketenarannya memang sempat tersaingi.
Pengalaman diacuhkan saat tur Amerika
Dalam kesempatan lain, ketika Amitabh, Govinda, dan Raveena Tandon tiba di New York untuk sebuah acara promosi, Amitabh bercerita bahwa ketika ia turun dari limusin ke arah teater, tidak ada satu pun orang yang menoleh ke arahnya. Padahal, ia dulu dikenal sebagai aktor dengan persona megabintang.
Amitabh menggambarkan kejadian ini sebagai momen yang “menyakitkan”, namun sekaligus mengajarkannya tentang sifat ketenaran: fame is fragile.
Berkolaborasi dengan Govinda

Menariknya, alih-alih bersaing secara frontal, Amitabh justru memilih berkolaborasi dengan Govinda dalam film “Bade Miyan Chote Miyan” (1998). Keputusan ini terbukti tepat, filmnya menjadi hit besar di box office.
Amitabh menyadari kekuatan Govinda dan memilih untuk menggabungkan energi mereka.
Ia memahami bahwa dunia film selalu berubah, dan bintang senior harus beradaptasi agar tetap relevan.
Govinda memang menguasai era 90-an
Beberapa media besar India menegaskan bahwa Govinda memang menjadi salah satu bintang paling berpengaruh di era 1990-an: Times of India menyebut Govinda sebagai “beloved star of the 90s” yang memimpin box office lewat film-film komedi hits.
The Indian Express pernah mengungkap cerita bahwa Govinda bahkan pernah membuat Amitabh Bachchan dan Rajinikanth menunggu selama tiga hari di lokasi syuting “Hum”, karena ia tidak hadir. Hal ini menunjukkan betapa besar posisi Govinda pada saat itu.
Popularitas Govinda di kalangan anak muda begitu kuat karena gaya acting-nya ringan, humoris, dan relatable dengan penonton masa itu, berbeda dengan persona “angry young man” Amitabh yang mendominasi era sebelumnya.
