Dunia maya dihebohkan dengan unggahan video yang memperlihatkan seorang ayah tengah melatih putranya di atas treadmill dengan kecepatan lumayan tinggi. Terlihat sang anak yang diketahui berusia 6 tahun itu kelelahan berlari begitu cepat. Bahkan dia tampak terpelanting ke belakang dan tak sanggup melanjutkan latihannya. Namun sang ayah yang mengenakan kaus biru itu tetap memaksa putranya untuk berlari di atas treadmill. Video tersebut benar-benar membuat banyak orang geram.
Dilansir keepingtimes.id dari dailymail.co.uk, kejadian menyedihkan tersebut ternyata terjadi pada 2021. Berita ini menjadi ramai lantaran beberapa waktu lalu sang ayah, Christopher Gregor (31) hadir di pengadilan untuk menghadapi dakwaan pembunuhan setelah putranya, Corey Micciolo, meninggal pada 2021. Jika terbukti bersalah, Christopher Gregor menghadapi hukuman penjara seumur hidup.
Pada persidangan tersebut, rekaman pengawasan (CCTV) dari pusat kebugaran Atlantic Heights Clubhouse ditampilkan. Dalam video CCTV, Corey terlihat terus menerus terjatuh dari treadmill, sementara Gregor terus mengangkatnya dan meletakkannya kembali di atas treadmill.
Pada rekaman tersebut juga terlihat Gregor menggigit bagian belakang kepala putranya sebelum memaksanya berlari lagi. Di tengah kecepatan treadmill yang cukup kencang, Corey berkali-kali terjatuh dan merangkak kembali untuk bisa berlari di atas treadmill. Tentu ini dikarenakan paksaan dari sang ayah.
Beberapa hari setelah latihan di gym, sang ibu Breanna Micciolo menemukan cedera pada tubuh putranya. Menurut sumber yang sama, Breanna Micciolo dan Christopher Gregor telah berpisah. Namun mereka tetap membagi hak asuh terhadap putranya.
Mengetahui adanya cedera itu, Breanna Micciolo pun memutuskan untuk melaporkan hal itu pada pekerja sosial di Divisi Perlindungan Anak dan Permanensi New Jersey.
Menurut laporan U.S. Sun, Breanna Micciolo juga membawa putranya ke rumah sakit pada 2 April 2021. Saat itu Corey mengatakan bahwa ayahnya memaksanya berlari di treadmill ‘karena dia terlalu gemuk’.
Sebelum meninggal, Gregor juga sempat membawa Corey ke rumah sakit karena putranya itu mengalami mual serta sesak napas ketika terbangun dari tidur siangnya.
Melihat kondisi Corey, para dokter pun terdorong untuk melakukan CT scan – di mana Corey mengalami kejang. Saat itu tim medis berjuang untuk menyelamatkan nyawa Corey, namun sayang Corey meninggal dunia.
Otopsi awal mengungkapkan bahwa Corey meninggal akibat luka benda tumpul dengan kontusio jantung dan hati disertai peradangan dan sepsis.
Penangkapan terhadap Christopher Gregor
Gregor ditangkap pada Juli 2021 atas tuduhan penelantaran anak setelah penyelidik meninjau rekaman pengawasan yang mengerikan dari gym.
‘Khususnya dengan menyuruh (Corey) berlari di atas treadmill dan meningkatkan kecepatannya sehingga menyebabkan (Corey) terjatuh, menempatkan (dia) kembali di atas treadmill yang bergerak sambil terlihat menggigit kepalanya sehingga menyebabkan anak tersebut terjatuh beberapa kali lagi,’ surat perintah penangkapan dibacakan.
Kematian Corey ditetapkan sebagai pembunuhan pada September 2021 setelah ahli patologi forensik menemukan bahwa anak berusia enam tahun tersebut menderita chronic abuse – mengacu pada penyalahgunaan atau penganiayaan yang berlangsung secara berulang dan berkepanjangan – termasuk luka akibat benturan benda tumpul di dada dan perutnya dengan laserasi di jantung, memar paru kiri, dan laserasi, serta memar pada hati.
Breanna Micciolo merupakan orang pertama yang mengambil sikap sebagai saksi di pengadilan. Dia terisak dan menyeka air matanya saat menyaksikan rekaman CCTV tersebut.
Setelah kematian putranya, Breanna Micciolo membuat halaman Facebook pribadi bernama Justice for Corey untuk meningkatkan kesadaran akan kasusnya.
Saat itu dia menulis: “Saya membuat grup ini untuk memperjuangkan keadilan bagi putra saya, Corey Micciolo. Dia baru berusia 6 tahun ketika nyawanya diambil, oleh seseorang yang seharusnya peduli dan mencintainya. Ayahnya. Kami memiliki tentara di sini dan kami tidak akan berhenti berperang sampai keadilan ditegakkan.”