Kehamilan adalah salah satu momen yang paling ditunggu-tunggu oleh pasangan yang ingin memiliki anak. Namun, kehamilan juga sering diiringi oleh berbagai mitos yang beredar di masyarakat, baik dari mulut ke mulut, media sosial, maupun sumber lainnya. Mitos-mitos tersebut berkaitan dengan berbagai hal, seperti makanan, aktivitas, kesehatan, hingga jenis kelamin bayi.
Namun, seberapa banyak mitos kehamilan yang benar-benar berdasarkan fakta ilmiah? Apakah mitos kehamilan bisa membantu atau malah mengganggu proses kehamilan? Bagaimana cara membedakan mana yang mitos dan mana yang fakta?
Ada banyak mitos seputar ibu hamil yang beredar di masyarakat, terutama di Indonesia. Beberapa mitos tersebut berkaitan dengan kepercayaan adat, makanan, aktivitas, dan kesehatan ibu hamil. Namun, tidak semua mitos tersebut benar dan bermanfaat. Sebagian besar mitos tersebut tidak memiliki dasar ilmiah dan bisa menimbulkan kebingungan atau kecemasan bagi ibu hamil. Berikut adalah beberapa contoh mitos seputar ibu hamil dan faktanya:
foto: freepik.com
1. Ibu hamil harus membawa gunting, benda tajam, atau senjata untuk menjauhkan gangguan energi negatif atau makhluk halus.
fakta: Mitos ini tidak berpengaruh apa-apa pada ibu hamil dan bayinya. Justru membawa benda tajam bisa berbahaya jika menusuk kulit ibu. Yang perlu dilakukan ibu hamil adalah menjaga kesehatan dan kebersihan diri, serta menghindari stres dan pikiran negatif.
2. Ibu hamil makan untuk dua orang.
Fakta: Mitos ini bisa membuat ibu hamil makan secara berlebihan dan menyebabkan kegemukan, diabetes, atau tekanan darah tinggi. Ibu hamil hanya membutuhkan tambahan 300-450 kalori per hari, yang bisa didapat dari makanan sehat dan bergizi seimbang.
3. Morning sickness hanya terjadi di pagi hari.
Fakta: Mual atau muntah selama kehamilan bisa terjadi kapan saja karena perubahan hormon pada ibu hamil. Kondisi ini biasanya membaik setelah trimester pertama. Jika mual dan muntah terus berlanjut, ibu hamil perlu konsultasi ke dokter karena bisa jadi hiperemesis gravidarum.
4. Ibu hamil tidak boleh berhubungan intim.
Fakta: Berhubungan intim saat hamil tidak akan membahayakan janin, kecuali ada komplikasi seperti plasenta previa, perdarahan, atau infeksi. Berhubungan intim bisa membantu ibu hamil merasa lebih rileks, nyaman, dan dekat dengan pasangan.
5. Ibu hamil tidak boleh minum kopi.
Fakta: Ibu hamil boleh minum kopi asalkan tidak berlebihan. Asupan kafein kurang dari 200 mg per hari tidak meningkatkan risiko keguguran atau kelahiran prematur.
6. Ibu hamil tidak boleh ngecat rambut.
Fakta: Ibu hamil boleh ngecat rambut asalkan dilakukan dengan benar. Hindari mewarnai rambut di trimester pertama, kenakan sarung tangan, buka jendela saat mengecat, bilas rambut secara menyeluruh, dan pilih highlight rambut daripada mewarnai seluruh rambut. Namun jika dinilai tidak terlalu krusial, tidak perlu dilakukan.
7. Ibu hamil tidak boleh olahraga.
Fakta: Ibu hamil justru disarankan untuk olahraga secara teratur untuk menjaga kesehatan, stamina, dan mood. Olahraga yang cocok untuk ibu hamil antara lain berjalan, berenang, yoga, dan senam hamil.
8. Ibu hamil tidak boleh makan pisang ambon, nanas, dan durian.
Fakta: Ibu hamil boleh makan buah-buahan tersebut asalkan tidak berlebihan. Pisang ambon mengandung vitamin B6 yang baik untuk mengatasi mual, nanas mengandung bromelain yang baik untuk melancarkan pencernaan, dan durian mengandung folat yang baik untuk perkembangan otak janin.
9. Ibu hamil tidak boleh makan sushi.
Fakta: Ibu hamil boleh makan sushi asalkan ikan yang digunakan sudah dimasak atau dibekukan terlebih dahulu untuk membunuh bakteri atau parasit yang berbahaya. Hindari makan sushi yang menggunakan ikan mentah, telur mentah, atau keju lunak.
Itulah beberapa mitos mengenai kehamilan. Kamu bisa menghindari hal-hal yang memang menurut kamu perlu dihindari. Namun agar tidak menimbulkan kebingungan, kamu bisa menanyakan langsung pada ahlinya, yakni doket kandungan. Dengan saran dokter, kamu bisa jauh lebih tenang.
Lalu apa sih yang mendasari munculnya mitos seputar kehamilan ini? Berikut ulasan lengkanya seperti dilansir Keeping Times dari berbagai sumber, Rabu (7/2).
foto: freepik.com
- Kurangnya pengetahuan ilmiah tentang proses kehamilan dan perkembangan janin. Banyak orang yang hanya mengandalkan informasi dari orang tua, tetangga, atau media sosial tanpa melakukan pengecekan kebenarannya.
- Adanya kepercayaan adat, budaya, atau agama yang turun-temurun. Banyak mitos ibu hamil yang berkaitan dengan ritual, pantangan, atau larangan yang dipercaya dapat mempengaruhi nasib ibu dan bayinya.
- Adanya rasa takut, khawatir, atau cemas akan kesehatan dan keselamatan ibu dan bayinya. Banyak ibu hamil yang mudah percaya dengan mitos kehamilan karena ingin melindungi diri dan bayinya dari hal-hal yang tidak diinginkan.
- Adanya harapan, keinginan, atau ekspektasi akan jenis kelamin, penampilan, atau karakter bayi. Banyak ibu hamil yang mencoba berbagai cara untuk mendapatkan bayi yang sesuai dengan harapannya, seperti makan makanan tertentu, melakukan aktivitas tertentu, atau mengikuti ramalan.
Mitos ibu hamil sebenarnya tidak perlu dipercaya atau dipatuhi, karena bisa menimbulkan efek negatif bagi ibu dan bayinya, seperti stres, kebingungan, kecemasan, atau bahkan komplikasi kehamilan. Yang perlu dilakukan ibu hamil adalah mengikuti saran dan anjuran dari dokter atau bidan yang menangani kehamilan, serta mengonsumsi makanan sehat dan bergizi seimbang.
Penulis: Nera