Putri Mako yang merupakan keponakan Kaisar Jepang, baru saja melepas masa lajang dengan menikahi kekasihnya, Kei Komuro pada Selasa (26/10). Dilansir Keeping Times dari bcc.com, Putri Mako menikah dengan orang biasa, sehingga dia harus rela melepaskan status kerajaannya.
Di bawah hukum Jepang, anggota keluarga kekaisaran perempuan akan kehilangan status mereka setelah menikah dengan rakyat biasa. Mako menjalani pernikahan sederhana dan menolak bantuan dari pihak kerjaan.
Kabarnya pula, setelah menikah, Mako akan pindah ke AS tempat suaminya bekerja sebagai pengacara.
Pernikahan Putri Mako dan Kei sempat mengundang rasa kesal masyarakat Jepang. Mengetahui hal itu, lewat konferensi pers, Mako memohon maaf atas apa yang terjadi. Namun menikahi Kei adalah pilihannya yang tidak bisa diubah.
“Saya sangat menyesal atas ketidaknyamanan yang ditimbulkan dan berterima kasih kepada mereka yang terus mendukung saya,” ujarnya.
“Bagi saya Kei tidak tergantikan, pernikahan ini adalah pilihan yang kami buat,” sambung Mako.
Berikut fakta Putri Mako yang menikahi orang biasa, seperti dilansir Keeping Times dari berbagai sumber, Jumat (29/10).
1. Mendapat julukan baru.
Pernikahan Putri Mako dan Kei mengingatkan orang akan kejadian di Inggris, yakni pernikahan Meghan Markle dan Pangeran Harry. Menurut informasi dari bbc.com, tak sedikit orang menjuluki Mako dan Kei sebagai “Harry dan Meghan Jepang”.
2. Suami bekerja sebagai pengacara
Putri Mako menikahi kekasihnya, Kei yang berprofesi sebagai pengacara di AS. Mako pun memutuskan untuk pindah ke AS bersama suaminya itu.
3. Mendapat banyak kritik
Seperti Markle dan Komuro yang selalu berada di bawah pengawasan ketat sejak berhubungan dengan Mako diumumkan. Dia baru-baru ini dikritik karena memakai kuncir kuda ketika dia kembali ke Jepang.
Beberapa surat kabar dan pengguna media sosial merasa gaya rambutnya yang dianggap tidak konvensional di Jepang, dan tidak pantas untuk seseorang yang akan menikahi seorang putri.
Namun apapun protes yang dilayangkan, tidak membuat Putri Mako mengubur keinginannya untuk menikah dengan Kei. Bagi Mako, Kei adalah sosok yang tak tergantikan.
Kei Komuro menambahkan bahwa dia mencintai Mako dan ingin menghabiskan hidupnya bersamanya.
“Saya mencintai Mako. Kami hanya hidup sekali dan saya ingin menghabiskan waktu dengan orang yang tercinta,” katanya Komuro menurut laporan AFP.
“Saya merasa sangat sedih karena Mako berada dalam kondisi yang buruk, mental dan fisik, karena tuduhan palsu itu,” pungkanya.
4. Kei Komuro diterima baik oleh kekaisaran Jepang
Kei Komuro memang bukan dari keluarga bangsawan, namun kehadirannya disambung dengan hangat oleh kekaisaran Jepang. Di hadapan keluarga besar Mako, Kei mengungkapkan akan memboyong istrinya ke AS untuk tinggal bersamanya.
5. Pernikahan sempat tertunda
Putri Mako dan Kei Komuro sudah melangsungkan tunangan pada 2017. Rencana awal, pernikahan keduanya akan dilangsungkan pada 2018, namun harus tertunda dikarenakan masalah finansial antara keluarga Komuro dan keluarga kerajaan.
Menurut beberapa informasi, Mako harus membayar denda 150 juta yen atau sekitar Rp 19,2 miliar demi menikah dengan pria dari kalangan biasa.
6. Putri Mako alami tekanan hebat
Reaksi yang diberikan masyarakat Jepang dan media atas hubungannya dengan Kei Komuro, memuat Mako stres. Badan Rumah Tangga Kekaisaran mengatakan Putri Mako mengalami gangguan kejiwaan dan trauma karena kritik keras dari media dan media sosial seputar pertunangannya sejak diumumkan hampir empat tahun lalu.
Hal ini tentunya dialami oleh anggota kerajaan lainnya, seperti neneknya Permaisuri Emerita Michiko, mengalami kehilangan suara selama hampir 20 tahun, ketika mendapat kritik oleh media karena tidak layak menjadi istri Kaisar.
Bibi mertuanya Permaisuri Masako, menderita depresi setelah dia disalahkan karena gagal menghasilkan ahli waris laki-laki.
Wanita kerajaan telah dipaksa untuk secara ketat mematuhi peraturan tertentu dan mereka harus mendukung suami mereka dalam menghasilkan ahli waris dan siap untuk menjaga tradisi Jepang.
Jika gagal, mereka dikritik dengan kejam. Ini juga berlaku pada putri Mako yang mendapatkan serangan karena dirinya ingin melepaskan status kerjaannya dan memilih menikah dengan orang biasa.