Sebabkan ratusan orang tewas, kenali gejala demam Lassa yang disebut mirip DBD, penyebab dan cara pencegahannya

foto

Demam Lassa adalah penyakit virus yang disebarkan oleh tikus. Dinamakan demam Lassa karena penyakit ini ditemukan di kota Lassa, Nigeria pada 1969. Penyakit ini banyak terjadi di beberapa wilayah Afrika Barat, di mana terdapat sekitar 300.000 kasus dan menyebabkan ribuan kematian setiap tahunnya.

Demam Lassa termasuk dalam golongan penyakit zoonosis, yang berarti manusia bisa terinfeksi melalui kontak dengan hewan yang terinfeksi. Hewan yang menjadi reservoir atau inang virus Lassa adalah hewan pengerat dari genus Mastomys, yang umumnya dikenal sebagai “tikus multimammate”. Namun, tikus yang terinfeksi virus Lassa ini tidak akan sakit, tetapi dapat mengeluarkan virus melalui urin dan fesesnya.

Nigeria menjadi salah satu wilayah yang mengalami wabah demam Lassa. Tercatat, jumlah korban yang meninggal akibat penyakit ini mencapai 163 orang pada Kamis (8/8). Penyakit ini bahkan telah menyebar ke 28 negara bagian di Nigeria.

Jika dibandingkan dengan Indonesia, kondisi ini mirip dengan demam berdarah (DBD) yang terjadi di sejumlah daerah di Indonesia. Bahkan, demam Lassa dan DBD disebut memiliki kemiripan pada gejalanya, seperti demam tinggi, sakit kepala, hingga pendarahan.

Dalam artikel berikut ini, Keeping Times akan menjelaskan lebih lanjut bagaimana gejala demam Lassa, yang disebut mirip dengan gejala DBD.

Gejala Demam Lassa

foto: punchng.com

Demam: Demam adalah gejala paling umum yang muncul pada infeksi demam Lassa. Gejala ini dapat berlangsung selama beberapa hari dan dapat disertai dengan gejala lain seperti sakit kepala, nyeri otot, dan malaise (tidak enak badan).

Sakit Kepala: Sakit kepala adalah salah satu gejala yang paling umum dan sering muncul bersamaan dengan demam. Gejala ini dapat berat dan berlangsung selama beberapa hari.

Nyeri Otot: Nyeri otot juga merupakan gejala yang umum, terutama pada kasus yang lebih parah. Gejala ini dapat berupa nyeri di dada, punggung, dan perut.

Sakit Tenggorokan: Sakit tenggorokan adalah gejala yang sering muncul, terutama pada kasus yang lebih parah. Gejala ini dapat berupa radang tenggorokan yang menyakitkan.

Perdarahan Internal: Pada kasus yang lebih parah, demam Lassa dapat menyebabkan perdarahan internal seperti perdarahan pada gusi, mata, atau hidung. Gejala ini sangat berbahaya dan memerlukan perawatan medis segera.

Kesulitan Bernapas: Kesulitan bernapas dapat terjadi pada kasus yang lebih parah, terutama jika terjadi perdarahan internal yang berat. Gejala ini sangat berbahaya dan memerlukan perawatan medis segera.

Batuk: Batuk dapat muncul sebagai gejala tambahan, terutama pada kasus yang lebih parah. Gejala ini dapat disertai dengan gejala lain seperti mual dan muntah.

Mual dan Muntah: Mual dan muntah dapat muncul sebagai gejala tambahan, terutama pada kasus yang lebih parah. Gejala ini dapat disertai dengan gejala lain seperti diare disertai darah.

Diare Disertai Darah: Diare disertai darah adalah gejala yang sangat berbahaya dan memerlukan perawatan medis segera. Gejala ini dapat muncul pada kasus yang lebih parah.

Pembengkakan Pada Wajah: Pembengkakan pada wajah dapat terjadi pada kasus yang lebih parah. Gejala ini sangat berbahaya dan memerlukan perawatan medis segera.

Irama Jantung Yang Tidak Normal: Irama jantung yang tidak normal dapat muncul sebagai gejala tambahan, terutama pada kasus yang lebih parah. Gejala ini dapat disertai dengan gejala lain seperti tekanan darah yang tinggi atau rendah.

Tekanan Darah Yang Tinggi atau Rendah: Tekanan darah yang tinggi atau rendah dapat muncul sebagai gejala tambahan, terutama pada kasus yang lebih parah. Gejala ini sangat berbahaya dan memerlukan perawatan medis segera.

Gangguan Pendengaran: Gangguan pendengaran dapat muncul sebagai gejala tambahan, terutama pada kasus yang lebih parah. Gejala ini sangat berbahaya dan memerlukan perawatan medis segera.

Tremor: Tremor dapat muncul sebagai gejala tambahan, terutama pada kasus yang lebih parah. Gejala ini sangat berbahaya dan memerlukan perawatan medis segera.

Radang Otak (Ensefalitis): Radang otak (ensefalitis) dapat muncul sebagai gejala tambahan, terutama pada kasus yang lebih parah. Gejala ini sangat berbahaya dan memerlukan perawatan medis segera.

Penyebab Demam Lassa

foto: afro.who.int

Demam Lassa adalah penyakit hemoragik virus akut yang disebabkan oleh virus Lassa (LASV), yang merupakan anggota dari keluarga arenavirus. Virus ini dapat menular dari hewan ke manusia ataupun dari manusia ke manusia.

Penularan dari Tikus ke Manusia:

Virus Lassa ditularkan ke manusia melalui kontak dengan urine atau feses tikus multimammate (Mastomys natalensis) yang terinfeksi. Tikus ini merupakan vektor utama penularan virus Lassa.

Penularan dari Manusia ke Manusia:

Penularan dari manusia ke manusia dapat terjadi melalui kontak langsung dengan cairan tubuh orang yang terinfeksi, seperti darah, urine, atau feses. Penularan juga dapat terjadi melalui peralatan medis yang terkontaminasi.

Penularan Melalui Kontak dengan Makanan dan Barang-Barang Rumah Tangga:

Virus Lassa dapat menyebar melalui makanan atau barang-barang rumah tangga yang terkontaminasi dengan urine atau kotoran tikus yang terinfeksi. Hal ini dapat terjadi jika makanan atau barang-barang tersebut tidak disimpan dengan baik dan terkena kontaminasi dari tikus.

Penularan Melalui Kontak Laboratorium:

Penularan juga dapat terjadi melalui kontak laboratorium, seperti ketika seseorang yang terinfeksi virus Lassa berinteraksi dengan material yang mengandung virus.

Cara Mencegah Demam Lassa

Cara mencegah demam Lassa melibatkan beberapa langkah yang untuk mengurangi risiko penularan dan penderitaan dari penyakit ini. Berikut adalah beberapa cara mencegah demam Lassa:

  1. Mencuci Tangan

Mencuci tangan secara teratur menggunakan sabun dan air mengalir dapat membantu menghilangkan virus Lassa dari kulit. Jika tidak ada akses ke air dan sabun, menggunakan hand sanitizer dapat menjadi alternatif yang efektif.

  1. Menghindari Kontak dengan Tikus

Simpan makanan dalam wadah yang tahan dari hewan pengerat untuk mencegah tikus menyentuh makanan. Pastikan juga rumah Anda bersih dan bebas dari tikus. Buang sampah pada tempatnya dan jauhkan dari sekitar rumah.

  1. Menghindari Kontak dengan Cairan Tubuh Orang yang Terinfeksi

Ketika menangani orang yang terinfeksi, gunakan APD seperti sarung tangan, masker, dan kacamata untuk mencegah penularan. Selain itu, jangan mendekati orang yang terinfeksi sampai sembuh dan pastikan untuk menghindari kontak dengan cairan tubuh mereka.

  1. Mengendalikan Populasi Tikus

Memelihara kucing atau hewan lain yang dapat menangkap tikus dapat membantu mengendalikan populasi tikus. Dan jika Anda menemukan tikus di rumah namun tidak memiliki hewan peliharaan untuk menangkapnya, usir mereka dengan cara yang aman dan efektif.

  1. Menghindari Makanan atau Minuman yang Terkontaminasi

Jangan mengonsumsi tikus atau hewan lain yang menyebarkan virus Lassa.

  1. Mengikuti Prosedur Isolasi Mandiri

Jika ada keluarga yang menderita penyakit Lassa, lakukan isolasi mandiri untuk mencegah penularan.

Dengan mengikuti langkah-langkah di atas, Anda dapat mengurangi risiko terinfeksi demam Lassa dan membantu mencegah penyebaran penyakit ini.