Teuku Ryan mengaku hilang gairah karena stres, seberapa besar pengaruh stres terhadap gairah bercinta? Ini faktanya

foto: Instagram/@teukuryantr

Hubungan rumah tangga Ria Ricis dan Teuku Ryan sudah menjadi perbincangan hangat sejak beberapa bulan belakangan. Retaknya rumah tangga pasangan ini menuai banyak perhatian, lantaran selama ini baik Ria Ricis maupun Teuku Ryan tampak jarang bersama, hingga akhirnya dikabarkan adanya gugatan perceraian dari Ria Ricis.

Pasangan yang menikah pada 12 November 2021 ini telah resmi bercerai setelah gugatan dari sang YouTuber dikabulkan oleh Pengadilan Agama Jakarta Selatan pada, Jumat (3/5).

foto: Instagram/@teukuryantr

Di tengah kabar usainya rumah tangga Ria dan Ryan, publik dibuat syok dengan isi gugatan perceraian dari Ria Ricis. Entah bagaimana, isi gugatan perceraian tersebut bisa tersebar luas dan menjadi konsumsi publik. Salah satu yang menyita perhatian dari isi gugatan tersebar adalah Teuku Ryan jarang memberikan nafkah batin pada Ria Ricis.

Ramainya kabar tersebut, Ryan pun angkat bicara. Lewat unggahan kanal YouTube Ryan TR Official, pria asal Aceh itu membeberkan semua persoalan mengenai isi gugatan yang dirasa memberatkan dirinya. Termasuk perihal nafkah batin.

Teuku Ryan mengaku dirinya sempat merasa tertekan saat menjalani rumah tangga bersama Ria Ricis.

“Walaupun banyak kurangnya, perlu diketahui melakukan proses ini tentu harus dengan bahagia dan hati yang tenang, sedangkan saya selalu dalam keadaan tertekan,” ungkap Teuku Ryan.

Ryan mengatakan dia merasa tidak nyaman dengan tudingan Ria Ricis terhadap ibunya “mencuri hampers”.

“Yang pertama Ibu saya pernah dibilang nyolong atau mencuri hampers,” ujar Ryan.

“Ini semua terjadi karena kesalahpahaman aja,” sambungnya.

Kondisinya juga dibuat tidak nyaman dengan adanya cicilan rumah yang harus ditanggungnya.

“Yang kedua mengenai cicilan rumah, saya tidak pernah diajari nyicil oleh orang tua saya, saya diajari menabung ya ketika ada uangnya saya beli,” kata Ryan.

“Saya stres menghadapi dua cicilan yang satu rumah Griya Harmoni ini yang kita beli bersama, dan yang satu lagu rumah yang lagi di renovasi oleh Ricis,” paparnya.

Ryan mengaku tak sanggup menanggung cicilan yang begitu besar per bulannya. Sementara penghasilannya pas-pasan.

“Itu nilainya sangat besar per bulan, sedangkan penghasilan saya pas-pasan,” ucapnya.

“Saya tidak bisa mengkomunikasikan perasaan tertekan saya, karena saya harus mengikuti kemauan istri,” sambungnya.

“Itulah mengapa saya hilang gairah karena batin saya tertekan dan cenderung tidak dihargai segala sesuatu yang sudah saya berikan,” ungkapnya.

Dari klarifikasi yang diberikan Teuku Ryan, kemudian menjadi tanda tanya besar bagi banyak orang mengenai stres dan gairah bercinta. Beberapa warganet memahami apa yang dirasakan Ryan, akibat stres, gairahnya menurun sehingga tidak memberikan nafkah batin yang selayaknya dijalani pasangan suami-istri. Namun tak sedikit pula yang menganggap itu hanya alasan belaka.

Lalu seberapa besar pengaruh stres terhadap gairah seks atau bercinta? Berikut ulasan lengkapnya seperti dilansir keepingtimes.id dari berbagai sumber, Senin (8/5).

Pengaruh stres terhadap gairah bercinta

Tingkat stres seseorang dipengaruhi oleh banyak hal. Ketika stres melanda bahkan sampai tingkatkan yang disebut akut, maka minat akan seks berkurang. Kondisi ini tentu akan memperburuk keadaan lantaran hubungan dengan pasangan semakin buruk dan tingkat kepercayaan diri menurun.

Menurut artikel yang ditulis di verywellmind.com, ketika kamu dalam kondisi stres, tubuh mengalami serangkaian perubahan untuk bertahan dan melawan kondisi tersebut. Tubuh merespons stres dengan berbagai cara, seperti peningkatan detak jantung dan tekanan darah, napas cepat, hingga menurunnya gairah seksual.

Ketika tubuh dalam kondisi stres, juga memicu pelepasan hormon, seperti kortisol dan epinefrin, yang dalam kadar tinggi dapat menyebabkan penurunan gairah seksual. Ketika stres kronis, tubuh menggunakan hormon seks untuk memenuhi peningkatan tuntutan produksi kortisol yang lebih tinggi, sehingga menurunkan minat terhadap seks.

Selain dampak fisiologis stres, ada juga aspek psikologis. Stres dapat membuat pikiran sibuk dan lelah, serta mengalihkan perhatian dari keinginan atau kehadiran saat berhubungan seks. Hal ini juga dapat memengaruhi suasana hati, menyebabkan kecemasan dan depresi, yang keduanya dapat menurunkan libido.

Jika stres terus-menerus tinggi dan respons stres tidak tenang, kamu mungkin mengalami kondisi yang disebut stres kronis. Hal ini dapat berdampak pada kesehatan fisik, termasuk menyebabkan libido rendah. Untuk itu penting bagi kamu mencari solusi mengatasi permasalahan tersebut. Belajar mengontrol stres dan terbuka pada pasangan agar permasalahan dapat diatasi bersama.