Kasus Flu Singapura, penyakit yang juga dikenal sebagai penyakit tangan, kaki, dan mulut (HFMD), telah menunjukkan peningkatan di Indonesia. Dengan ribuan kasus yang dilaporkan di seluruh negeri, wabah ini telah memicu kekhawatiran, terutama bagi orang tua yang memiliki anak kecil.
Dalam beberapa minggu terakhir, kasus Flu Singapura dilaporkan melonjak di Yogyakarta mencapai 68 kasus yang tercatat pada minggu ke-15 2024. Namun, pada minggu ke-16, jumlah kasus baru menurun menjadi 9 kasus.
Penyakit yang sering menyerang anak-anak ini ditandai dengan gejala seperti demam, ruam pada tangan dan kaki, serta luka di dalam mulut. Meskipun umumnya bersifat ringan dan dapat sembuh dengan sendirinya, penting bagi siapapun untuk tetap waspada dan mengenali setiap gejala serta cara pencegahannya.
Artikel ini akan mengulas lebih lanjut tentang Flu Singapura, bagaimana gejalanya dan langkah-langkah pencegahan yang dapat diambil untuk melindungi diri sendiri dan orang-orang yang terdekat.
Gejala Flu Singapura
Gejala awal flu Singapura biasanya muncul 3–6 hari setelah terinfeksi virus. Gejala-gejala ini meliputi:
- Demam: Ini adalah salah satu gejala awal yang paling umum. Demam bisa ringan atau tinggi dan sering kali merupakan tanda pertama bahwa seseorang terinfeksi.
- Sakit tenggorokan: Penderita mungkin merasakan sakit atau tidak nyaman di tenggorokan, yang bisa mempengaruhi kemampuan untuk makan atau minum.
- Sariawan: Luka yang menyakitkan di lidah, gusi, dan bagian dalam pipi. Sariawan ini bisa membuat penderita merasa sangat tidak nyaman, terutama saat makan atau minum.
- Hilang nafsu makan: Karena sakit tenggorokan dan sariawan, penderita mungkin kehilangan nafsu makan.
- Ruam merah: Ruam yang tidak gatal ini biasanya muncul di telapak tangan dan kaki, dan kadang-kadang juga di bokong. Terkadang ruam ini juga disertai dengan lepuhan.
- Rewel: Anak-anak yang terinfeksi sering kali menjadi lebih rewel atau mudah marah karena rasa tidak nyaman dari gejala-gejala lainnya.
- Nyeri perut: Ini bisa terjadi bersamaan dengan gejala lain atau sebagai gejala tunggal.
- Batuk: Meskipun tidak se-umum gejala lain, batuk bisa terjadi karena virus mempengaruhi saluran pernapasan atas.
Penting untuk dicatat bahwa gejala-gejala ini tidak selalu muncul bersamaan dan bisa bervariasi dari satu individu ke individu lainnya.
Penyebab Flu Singapura
Flu Singapura, atau penyakit tangan, kaki, dan mulut (HFMD) merupakan infeksi virus yang umumnya menyerang anak-anak dan kadang-kadang orang dewasa. Penyakit ini disebabkan oleh beberapa jenis virus yang termasuk dalam kelompok Enterovirus, terutama Coxsackievirus A16 dan Coxsackievirus A6. Dalam beberapa kasus, Enterovirus 71 juga bisa menjadi penyebab.
Virus penyebab flu Singapura hidup di cairan hidung dan tenggorokan, air liur, tinja, serta cairan dari lepuh pada kulit. Penularan penyakit ini bisa terjadi melalui beberapa cara, seperti:
- Berbagi alat makan atau minum dengan penderita.
- Menghirup percikan liur ketika penderita bersin atau batuk.
- Menyentuh mata, hidung, atau mulut tanpa mencuci tangan terlebih dahulu setelah menyentuh tinja penderita (misalnya ketika mengganti popok bayi).
- Menyentuh benda yang terkontaminasi virus, lalu menyentuh mata, hidung, atau memasukkan jari ke dalam mulut tanpa mencuci tangan terlebih dahulu.
Faktor risiko yang meningkatkan kemungkinan seseorang terkena flu Singapura meliputi:
- Usia: Anak-anak berusia di bawah 10 tahun lebih sering terinfeksi, terutama mereka yang sering dititipkan di fasilitas penitipan anak.
- Sistem kekebalan tubuh yang rendah: Orang dewasa dengan sistem kekebalan tubuh yang tidak kuat juga berisiko terjangkit HFMD.
- Kepadatan penduduk: Tinggal atau bekerja di tempat dengan banyak orang dapat meningkatkan risiko terinfeksi.
- Kebersihan diri yang buruk: Tidak menjaga kebersihan tangan dan lingkungan dapat memudahkan virus menyebar.
- Malnutrisi: Anak-anak yang mengalami malnutrisi memiliki risiko lebih tinggi untuk mengalami komplikasi dari flu Singapura.
- Imunodefisiensi: Anak-anak dengan kekebalan tubuh yang lemah lebih rentan terhadap infeksi yang parah.
Penularan Flu Singapura
Flu Singapura menular melalui beberapa cara yang berkaitan dengan kontak langsung dengan virus atau benda yang terkontaminasi virus. Berikut adalah penjelasan tentang cara penularan Flu Singapura:
- Kontak fisik: Virus dapat menular melalui kontak fisik langsung dengan penderita, seperti saat berjabat tangan atau memeluk, yang memungkinkan virus dari cairan tubuh penderita menyebar ke orang lain.
- Percikan liur: Ketika penderita batuk atau bersin, virus dapat tersebar melalui percikan liur yang kemudian dihirup oleh orang lain di sekitarnya.
- Makanan dan minuman: Berbagi makanan atau minuman dengan penderita juga bisa menjadi media penularan virus.
- Benda terkontaminasi: Menyentuh benda atau permukaan yang telah terkontaminasi virus, seperti mainan atau gagang pintu, dan kemudian menyentuh mata, hidung, atau mulut tanpa mencuci tangan dapat menyebabkan penularan.
- Feses: Kontak dengan feses penderita, misalnya saat mengganti popok bayi, juga bisa menjadi sumber penularan jika tangan tidak dicuci dengan bersih setelahnya.
- Cairan dari lepuhan: Jika ada lepuhan pada kulit yang pecah, cairan yang keluar bisa mengandung virus yang menular jika disentuh.
Untuk mencegah penularan, sangat penting untuk menjaga kebersihan tangan dengan mencuci tangan secara rutin, menggunakan masker jika ada di sekitar penderita, dan menghindari kontak langsung dengan penderita atau benda yang mungkin terkontaminasi virus.
Bagaimana cara mencegahnya?
Untuk mencegah Flu Singapura, ada beberapa langkah yang bisa diambil, yang kebanyakan berkaitan dengan kebersihan dan menghindari kontak dengan virus. Berikut adalah beberapa cara yang disarankan:
- Mencuci tangan: Rutin mencuci tangan dengan air mengalir dan sabun, terutama setelah menggunakan toilet, mengganti popok, menyiapkan makanan, dan sebelum makan.
- Kebersihan lingkungan: Menjaga kebersihan lingkungan tempat tinggal dan tempat bermain anak-anak. Ini termasuk membersihkan dan mendisinfeksi mainan dan permukaan yang sering disentuh.
- Menghindari kontak dekat: Tidak berbagi alat makan dan minum dengan orang lain, terutama dengan mereka yang sedang sakit.
- Mengisolasi penderita: Jika ada anggota keluarga yang terinfeksi, penting untuk mengisolasi mereka untuk mencegah penyebaran virus ke orang lain di rumah.
- Pendidikan kebersihan: Mengajarkan anak-anak tentang pentingnya mencuci tangan dan etika batuk atau bersin yang baik, seperti menutup mulut dengan siku saat batuk atau bersin.
- Pemilihan tempat penitipan anak: Memilih tempat penitipan anak yang menjaga kebersihan lingkungannya dengan baik, termasuk barang-barang yang dipakai bersama.
- Imunitas tubuh: Meningkatkan imunitas tubuh dengan pola makan yang sehat, istirahat yang cukup, dan aktivitas fisik yang teratur.