Setelah berbulan-bulan kampanye yang penuh dinamika dan sorotan publik, Zohran Mamdani, politisi muda keturunan India dan kelahiran Uganda, akhirnya resmi mencatatkan namanya dalam sejarah Amerika Serikat sebagai wali kota Muslim pertama New York City. Kemenangan ini tak hanya menandai perubahan politik di kota metropolitan terbesar Amerika Serikat, tetapi juga mencetak sejarah baru dalam politik nasional.
Kemenangan Mamdani menjadi simbol keberhasilan gerakan progresif di tengah perpecahan internal Partai Demokrat. Dengan pesan populis dan dukungan kuat dari kelas pekerja serta komunitas imigran, ia berhasil menumbangkan pesaing kuat, termasuk mantan Gubernur New York, Andrew Cuomo. Hasil ini menjadi penanda pergeseran orientasi politik warga New York menuju arah yang lebih inklusif dan reformis.
Lebih dari dua juta warga memberikan suara dalam pemilihan yang mencatat tingkat partisipasi tertinggi sejak 1969. Kemenangan Mamdani menjadi momen bersejarah bagi warga Muslim, keturunan India, dan imigran Afrika di Amerika—membuktikan bahwa keberagaman kini benar-benar mendapat tempat di jantung ibu kota finansial dunia.
Sang Underdog yang Jadi Ukir Sejarah
Zohran Mamdani memulai kampanyenya sebagai kandidat yang dianggap tidak mungkin menang. Namun, dengan kerja keras selama berbulan-bulan, ia berhasil membalikkan keadaan. Pesannya yang berfokus pada isu-isu kesejahteraan masyarakat kelas pekerja, keadilan sosial, dan kebijakan ekonomi progresif berhasil merebut hati warga di lima borough New York.
Kompetisinya dengan Andrew Cuomo berlangsung ketat sejak pemilihan pendahuluan Demokrat pada Juni 2025. Meski Cuomo memiliki dukungan dari kalangan politik lama dan Presiden Donald Trump, Mamdani justru unggul berkat pendekatan yang lebih membumi dan energik. Hasil proyeksi awal menunjukkan keunggulan signifikan Mamdani, yang kemudian dikonfirmasi oleh hasil resmi Komisi Pemilihan New York.
Sementara itu, kandidat Partai Republik, Curtis Sliwa, tertinggal jauh di belakang. Trump bahkan sempat menyerang Mamdani dengan tuduhan “komunis” dan mengancam akan membekukan dana federal untuk New York jika ia terpilih. Namun, serangan politik itu justru memperkuat dukungan dari kelompok muda dan komunitas imigran yang melihat Mamdani sebagai simbol perubahan dan keberanian.
Reaksi Kritik hingga Dukungan Meriah
Kemenangan Zohran Mamdani segera disambut riuh oleh warga New York dan dunia internasional. Media sosial dipenuhi ucapan selamat dari ribuan pendukungnya. Di akun Instagram pribadinya, Mamdani membagikan video perayaan bersama tim kampanye dengan caption penuh rasa syukur. Banyak warganet menulis komentar positif, memuji dedikasi dan semangatnya yang dianggap mewakili semangat baru New York.
Namun, perjalanan politik Mamdani tidak lepas dari kontroversi. Ia sempat dikritik oleh beberapa kelompok karena sikapnya yang vokal terhadap kebijakan Israel dan dukungannya terhadap hak-hak Palestina. Ia juga dituduh “anti-Hindu” oleh sebagian kelompok setelah mengkritik pemerintahan Perdana Menteri India, Narendra Modi. Meski demikian, Mamdani memilih menjadikan serangan tersebut sebagai bahan kampanye untuk menegaskan pentingnya kebebasan berpendapat dan toleransi.
Kampanye Mamdani juga mencuri perhatian karena keunikannya. Ia memanfaatkan budaya populer Bollywood dalam video kampanye—memasukkan cuplikan film India dan menggunakan bahasa Hindi untuk menjangkau komunitas Asia Selatan di New York. Pendekatan ini bukan hanya kreatif, tetapi juga mencerminkan akar budaya yang ingin ia tonjolkan sebagai simbol keberagaman dan kebanggaan diaspora. Kini, Zohran Mamdani resmi mencatat sejarah sebagai wali kota Muslim pertama, keturunan India pertama, sekaligus kelahiran Afrika pertama yang memimpin New York City.
Pertanyaan dan Jawaban
- Siapa Zohran Mamdani?
Zohran Mamdani adalah politikus keturunan India kelahiran Uganda yang dibesarkan di Queens, New York. Ia sebelumnya dikenal sebagai aktivis dan anggota parlemen negara bagian New York. - Apa yang membuat kemenangan Mamdani bersejarah?
Ia menjadi Wali Kota New York pertama yang berlatar Muslim, berdarah India, dan kelahiran Afrika, mencerminkan keberagaman warga kota tersebut. - Siapa pesaing terberat Mamdani dalam pemilihan ini?
Pesaing terkuatnya adalah mantan Gubernur New York, Andrew Cuomo, serta kandidat Republik, Curtis Sliwa. - Apa tantangan terbesar Mamdani selama kampanye?
Ia menghadapi serangan dari pihak konservatif, termasuk dari mantan Presiden Donald Trump, serta tuduhan politik yang menyinggung identitas dan pandangan ideologisnya. - Kapan Mamdani akan resmi menjabat?
Zohran Mamdani dijadwalkan dilantik dan mulai menjalankan tugas sebagai Wali Kota New York pada awal Januari 2026.
