Anak Susah BAB? Ternyata Ini 6 Penyebab Sembelit pada Anak yang Sering Tak Disadari Orang Tua

Sembelit pada anak

Sembelit pada anak adalah masalah yang sering membuat orang tua khawatir. Anak yang biasanya aktif dan ceria bisa tiba-tiba rewel, enggan makan, atau mengeluh sakit perut karena sulit buang air besar (BAB). Kondisi ini bukan hanya soal feses yang keras, tapi juga bisa dipengaruhi oleh pola makan, rutinitas, dan bahkan kondisi emosional anak. Meski terdengar sepele, sembelit yang dibiarkan bisa menyebabkan ketidaknyamanan berkepanjangan hingga gangguan tumbuh kembang.

Menurut data medis, sekitar 1 dari 5 anak mengalami sembelit dalam masa pertumbuhannya. Banyak faktor dapat menjadi penyebab sembelit pada anak — mulai dari makanan olahan, kurang minum air, hingga kebiasaan menahan BAB karena malu atau takut. Beberapa anak juga mengalami sembelit setelah liburan, pindah sekolah, atau saat proses toilet training. Hal ini menunjukkan bahwa penyebab sembelit pada anak tidak hanya berasal dari fisik, tetapi juga dari psikologis dan lingkungan.

Kabar baiknya, sembelit pada anak dapat diatasi dengan langkah sederhana yang tepat. Orang tua bisa membantu anak memiliki kebiasaan buang air besar yang sehat melalui kombinasi pola makan bergizi, hidrasi cukup, aktivitas fisik teratur, dan dukungan emosional. Sebelum membahas cara mengatasinya, penting bagi kita memahami apa itu sembelit dan bagaimana mengenali tanda-tandanya.

Apa Itu Sembelit pada Anak?

Sembelit pada anak terjadi ketika anak jarang buang air besar, atau fesesnya keras dan sulit dikeluarkan. Secara umum, anak yang BAB kurang dari tiga kali seminggu atau menunjukkan tanda nyeri saat BAB bisa dikategorikan mengalami sembelit. Kondisi ini bisa bersifat sementara, tetapi jika dibiarkan terlalu lama, dapat menyebabkan nyeri perut, perut kembung, hingga gangguan nafsu makan.

Tidak semua anak memiliki frekuensi BAB yang sama. Ada anak yang buang air setiap hari, sementara yang lain hanya dua hingga tiga kali seminggu — keduanya bisa normal selama feses tetap lembut. Untuk memantau kesehatan pencernaan, dokter sering menggunakan Bristol Stool Chart, di mana tipe 3 dan 4 dianggap sebagai bentuk feses yang ideal. Dengan cara ini, orang tua bisa lebih mudah mengetahui apakah anaknya mengalami sembelit.

Pemahaman ini penting karena banyak orang tua baru menyadari masalah sembelit setelah anak mengeluh sakit perut atau menolak ke toilet. Padahal, mengenali tanda-tanda awal bisa membantu mencegah kondisi semakin parah. Langkah pertama dalam mengatasi sembelit adalah memahami berbagai penyebab sembelit pada anak secara menyeluruh.

Penyebab Sembelit pada Anak yang Paling Umum

toplinemd.com

Sebelum memberikan solusi, orang tua perlu memahami apa saja yang menjadi penyebab sembelit pada anak. Berikut beberapa faktor umum yang memicu masalah ini.

Pola Makan Rendah Serat dan Tinggi Makanan Olahan

Salah satu penyebab sembelit pada anak yang paling sering terjadi adalah konsumsi makanan olahan dan rendah serat. Snack kemasan, roti putih, dan makanan cepat saji sangat populer di kalangan anak-anak, tetapi hampir tidak mengandung serat yang dibutuhkan usus. Akibatnya, proses pencernaan melambat dan feses menjadi keras. Solusinya adalah menambah asupan buah, sayur, dan biji-bijian utuh yang kaya serat seperti pepaya, apel, oatmeal, dan brokoli.

Kurang Minum Air (Dehidrasi)

Air sangat berperan penting dalam proses pencernaan. Ketika anak kurang minum, tubuh akan mengambil air dari usus untuk menjaga fungsi organ vital, membuat feses menjadi kering dan sulit dikeluarkan. Ini termasuk penyebab sembelit pada anak yang sering diabaikan. Biasakan anak minum air putih setiap kali makan dan setelah beraktivitas. Hindari mengganti air dengan minuman manis atau bersoda karena justru bisa memperburuk dehidrasi.

Stres dan Kecemasan

Koneksi antara otak dan usus sangat kuat, terutama pada anak. Ketika anak mengalami stres — misalnya karena sekolah baru, ujian, atau masalah keluarga — sistem pencernaannya bisa melambat. Inilah salah satu penyebab sembelit pada anak yang bersumber dari faktor psikologis. Orang tua perlu membantu anak mengelola stres melalui komunikasi yang hangat, rutinitas tidur cukup, dan aktivitas relaksasi seperti bermain di luar atau menggambar.

Terlalu Lama Duduk atau Bermain Gadget

Kebiasaan bermain video game atau menonton layar terlalu lama membuat anak jarang bergerak dan sering menahan BAB. Aktivitas fisik penting untuk menjaga gerakan usus tetap aktif. Bila anak lebih banyak duduk, sistem pencernaan akan melambat. Penyebab sembelit pada anak ini bisa dicegah dengan membuat jadwal “toilet break” setiap beberapa jam dan membatasi waktu layar maksimal dua jam sehari.

Proses Toilet Training dan Perubahan Rutinitas

Saat anak belajar toilet training, mereka bisa merasa takut atau malu menggunakan toilet. Akibatnya, mereka menahan feses, yang justru memperburuk sembelit. Selain itu, perubahan rutinitas seperti liburan, pindah rumah, atau masuk sekolah baru juga bisa mengacaukan jadwal BAB anak. Ini merupakan penyebab sembelit pada anak yang bersifat sementara, tetapi penting untuk ditangani dengan kesabaran dan rutinitas baru yang konsisten.

Efek Samping Obat atau Kondisi Medis

Beberapa obat, seperti suplemen zat besi atau obat tertentu, bisa memperlambat pergerakan usus. Walau jarang, penyakit seperti hipotiroidisme atau intoleransi makanan juga dapat menjadi penyebab sembelit pada anak. Jika sembelit berlangsung lebih dari dua minggu, konsultasikan dengan dokter anak untuk pemeriksaan lebih lanjut.

Cara Mengatasi Sembelit pada Anak Secara Aman dan Efektif

Setelah memahami berbagai penyebab sembelit pada anak, langkah berikutnya adalah membantu mereka kembali memiliki rutinitas BAB yang sehat. Cara mengatasinya tidak selalu membutuhkan obat, melainkan bisa dimulai dari perubahan gaya hidup sederhana yang dilakukan setiap hari.

  1. Perbaiki Pola Makan Anak
    Pastikan anak mendapatkan cukup serat dari makanan alami seperti buah, sayur, kacang, dan biji-bijian. Kurangi konsumsi keju, susu berlebih, dan makanan cepat saji. Pola makan seimbang membantu feses lebih lunak dan mudah dikeluarkan.
  2. Jaga Asupan Cairan
    Anak perlu minum air putih secara teratur, bukan hanya saat haus. Air membantu melunakkan feses dan memperlancar pergerakan usus. Ajarkan anak membawa botol air sendiri dan buat target minum harian agar terbiasa.
  3. Dorong Anak Lebih Aktif Bergerak
    Aktivitas fisik ringan seperti bersepeda, bermain bola, atau berjalan kaki bisa merangsang kerja usus. Gerakan tubuh mempercepat pencernaan alami dan membantu mengatasi sembelit lebih cepat.
  4. Biasakan Waktu BAB Teratur
    Ajak anak ke toilet setelah makan, karena saat itu refleks usus sedang aktif. Gunakan stool kecil agar posisi tubuh menyerupai jongkok — posisi terbaik untuk mengeluarkan feses. Konsistensi waktu BAB membantu tubuh mengenali sinyal alami untuk buang air besar.
  5. Berikan Dukungan Emosional
    Jangan memarahi anak yang takut ke toilet atau mengalami kecelakaan kecil saat belajar toilet training. Beri dorongan positif dan pujian saat mereka berhasil BAB dengan baik. Sikap orang tua yang tenang dan suportif dapat mempercepat pemulihan kebiasaan BAB sehat.

Pertanyaan dan Jawaban

  1. Apa penyebab utama sembelit pada anak?
    Kebanyakan disebabkan oleh kurang serat, kurang minum air, dan kebiasaan menahan BAB.
  2. Berapa kali anak normalnya BAB dalam seminggu?
    Antara 3 kali seminggu hingga 3 kali sehari masih dianggap normal, selama feses lembut.
  3. Apakah susu bisa menyebabkan sembelit pada anak?
    Ya, konsumsi susu atau produk olahan susu berlebihan bisa memperlambat gerakan usus.
  4. Kapan harus ke dokter?
    Jika sembelit berlangsung lebih dari 2 minggu, atau disertai nyeri hebat dan feses berdarah.
  5. Apakah aman memberi obat pencahar untuk anak?
    Hanya jika direkomendasikan oleh dokter anak; beberapa jenis seperti PEG 3350 aman dalam dosis yang tepat.