Resleting dol adalah resleting yang tidak bisa menutup atau membuka dengan baik, karena ada masalah pada gigi, penahan, atau kepala resleting. Resleting yang dol bisa menyebabkan barang-barang di dalam tas, dompet, atau pakaian terjatuh atau terbuka. Resleting dol juga bisa mengganggu penampilan dan kenyamanan pengguna.
Sejarah penemuan resleting
foto: freepik.com
Pada 1851, Elias Howe, penemu mesin jahit, mendapatkan paten untuk “Automatic, Continuous Clothing Closure” atau Penutup Pakaian Otomatis dan Berkelanjutan. Namun, dia tidak memasarkan penemuannya.
Kemudian pada 1893, Whitcomb Judson, penemu asal Chicago, memasarkan ciptaannya, Clasp Locker, yang mirip dengan penemuan yang dipatenkan oleh Howe. Dia bersama Kolonel Lewis Walker mendirikan Universal Fastener Company untuk memproduksi perangkat barunya itu. Namun sayang, produknya tidak sukses secara komersial karena sering macet dan rusak.
Desain resleting yang kita kenal sekarang merupakan hasil pengembangan Gideon Sundback pada 1913. Dia bekerja di Universal Fastener Company dan menikahi putri manajer pabrik. Dia memperbaiki desain resleting sebelumnya yang memiliki gigi-gigi lebih kecil dan kurang kokoh. Desainnya memiliki dua baris gigi logam yang saling terkait dan berguna untuk mengunci atau membuka resleting. Dia mematenkan desainnya dengan nama “Separable Fastener” pada 1917.
Pada 1923, B.F. Goodrich Company memutuskan untuk menggunakan resleting milik Sundback pada sepatu bot karet mereka. Mereka juga memberikan nama “Zipper” yang kemudian menjadi populer. Awalnya, resleting digunakan secara luas pada sepatu bot dan pakaian luar, seperti mantel dan jaket. Namun, penggunaannya meluas ke berbagai jenis pakaian, seperti celana, rok, hingga pakaian dalam.
Selama bertahun-tahun, desain dan teknologi resleting terus berkembang. Gigi logam pada resleting digantikan dengan gigi plastik yang lebih ringan dan murah. Variasi resleting juga dikembangkan, seperti resleting terbalik, resleting dua arah, dan resleting tahan air. Resleting telah menjadi fitur standar dalam berbagai jenis pakaian dan produk, dari pakaian sehari-hari hingga tas, sepatu, dan peralatan olahraga. Resleting juga digunakan dalam industri lain, seperti otomotif dan peralatan teknis.
Ada beberapa cara untuk memperbaiki resleting yang dol, tergantung pada jenis dan tingkat kerusakannya. Berikut adalah beberapa cara yang bisa kamu coba:
foto: freepik.com
- Jika resleting macet atau tersangkut, kamu bisa melumaskannya dengan grafit, sabun cuci, lilin, lipstik, atau petroleum jelly. Gosokkan bahan pelumas tersebut pada gigi resleting, lalu gerakkan kepala resleting perlahan-lahan sampai bisa bergerak lancar.
- Jika resleting terpisah atau tidak menutup dengan rapat, kamu bisa menyesuaikan tekanan pada resleting dengan mengeluarkan atau mengurangi isi tas, dompet, atau pakaian. Kamu juga bisa menekan kepala resleting dengan tang agar lebih rapat dan tidak mudah terlepas.
- Jika resleting rusak pada bagian bawah atau atas, kamu bisa mengganti penahan atau gigi yang hilang dengan menggunakan jarum dan benang. Kamu juga bisa memotong bagian resleting yang rusak dan menjahitnya kembali dengan benang yang kuat.
- Jika resleting rusak parah atau tidak bisa diperbaiki dengan cara-cara di atas, kamu bisa mengganti resleting baru dengan ukuran dan warna yang sesuai. Kamu bisa membeli resleting yang baru di toko perlengkapan jahit atau online. Kamu bisa menjahit resleting yang baru dengan tangan atau mesin jahit.
Apa penyebab resleting dol?
foto: freepik.com
Resleting dol atau rusak bisa disebabkan oleh berbagai hal, seperti:
- Kotoran dan debu yang menumpuk di gigi resleting atau di sekitar slider dapat mengganggu gerakan mulus resleting dan membuatnya dol atau rusak.
- Pelumas yang kurang pada gigi resleting bisa menyebabkan resleting macet atau tersangkut.
- Gigi resleting yang patah, bungkuk, atau hilang bisa menyebabkan resleting terpisah atau tidak rapat.
- Slider yang rusak, bengkok, atau renggang bisa menyebabkan resleting tidak bisa bergerak, terlepas, atau terbuka sendiri.
- Kain yang terjepit di antara gigi resleting bisa menyebabkan resleting tidak bisa ditutup atau dibuka.
Umur pakai yang lama bisa menyebabkan resleting aus atau lemah.
Kualitas resleting yang rendah bisa menyebabkan resleting mudah rusak atau tidak tahan lama.
Cara merawat resleting
foto: freepik.com
Resleting adalah salah satu bagian penting dari tas, dompet, atau pakaian yang sering digunakan sehari-hari. Untuk merawat resleting dengan baik agar awet dan tidak cepat dol, ada beberapa cara merawat resleting yang bisa kamu lakukan:
- Bersihkan resleting secara rutin dari kotoran, debu, atau karat yang bisa mengganggu gerakannya. kamu bisa menggunakan sikat gigi, kain basah, atau cairan pembersih khusus untuk membersihkan resleting. Jangan lupa untuk mengeringkan resleting setelah dibersihkan agar tidak berkarat.
- Lumaskan resleting dengan bahan-bahan alami, seperti grafit, lilin, sabun cuci, atau petroleum jelly. Bahan-bahan ini bisa membuat resleting lebih licin dan mudah digerakkan. Oleskan bahan pelumas pada gigi resleting secara merata, lalu gerakkan kepala resleting beberapa kali agar meresap.
- Jangan menarik resleting dengan paksa atau terlalu kuat, karena bisa menyebabkan resleting bengkok, lepas, atau patah. Tariklah resleting dengan lembut dan perlahan, dan pastikan tidak ada kain atau benda lain yang terjepit di antara gigi resleting.
- Jangan memaksakan barang yang tidak muat di dalam tas, dompet, atau pakaian, karena bisa menyebabkan resleting terpisah atau tidak rapat. Sesuaikanlah jumlah barang dengan kapasitas resleting, dan jangan mengisi terlalu penuh. Jika resleting terpisah, kamu bisa menekan kepala resleting dengan tang agar lebih rapat.
- Ganti resleting yang rusak parah atau tidak bisa diperbaiki dengan cara-cara di atas. Kamu bisa membeli resleting yang baru dengan ukuran dan warna yang sesuai, lalu menjahitnya dengan tangan atau mesin jahit. Kamu juga bisa membawa tas, dompet, atau pakaian ke tukang reparasi resleting.
Penulis: Nera