13 Cara mengatasi keputihan, lengkap dari perawatan alami hingga medis

foto: freepik.com

Keputihan, atau disebut juga fluor albus merupakan kondisi dimana saluran reproduksi wanita mengalami keluarnya cairan seperti lendir. Sebenarnya keputihan adalah kondisi yang normal pada wanita. Pasalnya lendir ini memiliki banyak fungsi seperti membersihkan saluran reproduksi, menjaga kelembaban, dan membantu melindungi organ reproduksi dari infeksi.

Meski demikian, tiap wanita bisa memiliki keluhan keputihan yang berbeda-beda. Apalagi jika keputihan tersebut sudah mulai mengganggu kenyamanan hingga menurunkan kepercayaan diri. Ada beberapa ciri-ciri keputihan yang normal dan abnormal.

Keputihan yang normal biasanya ditandai dengan cairan yang jernih atau putih susu, tidak berbau yang menyengat, dan tidak disertai gejala lain seperti gatal, perih, atau nyeri. Keputihan yang normal juga umumnya berfluktuasi tergantung pada fase siklus menstruasi.

Namun, jika keputihan disertai oleh tanda-tanda seperti bau yang tidak sedap, warna yang berubah, konsistensi yang berbeda, gatal, perih, nyeri, atau adanya tanda-tanda infeksi seperti demam, maka keputihan ini bisa tergolong abnormal sehingga perlu segera diatasi.

Nah berikut cara mengatasi keputihan lengkap dari perawatan alami hingga medis, seperti dihimpun Keeping Times dari berbagai sumber pada Jumat (2/2).

Perawatan alami

Masalah keputihan biasanya mudah diatasi jika bisa menerapkan pola hidup yang bersih. Selain itu, ada banyak perawatan alami yang bisa dicoba untuk mengatasi keputihan. Caranya pun cukup simpel, mudah dipraktekkan, dan bisa mulai dibiasakan mulai sekarang.

1. Jaga kebersihan area intim

foto: freepik.com

Area intim wanita memiliki bakteri baik yang membantu menjaga keseimbangan lingkungan dan melindungi dari infeksi. Nah, membersihkan area intim dengan cara yang tepat membantu mempertahankan bakteri baik ini. Pastikan untuk selalu membilas area intim setiap buang air kecil, buang air besar, serta sebelum dan setelah berhubungan seks.

2. Hindari memakai produk kewanitaan dan douching

foto: freepik.com

Douching atau mencuci vagina dengan cairan khusus produk kewanitaan dapat mengganggu keseimbangan bakteri alami dan meningkatkan risiko infeksi. Cukup pakai air bersih, tapi jika masih terasa kurang bersih, pilihlah sabun yang tidak mengandung parfum maupun bahan kimia lainnya.

3. Pakai pakaian yang longgar

foto: freepik.com

Pakaian longgar memberikan sirkulasi udara yang lebih baik di sekitar area genital sehingga membantu menjaga kelembaban. Sebaliknya pakain ketat dapat memberikan tekanan pada area genital, menyebabkan gesekan berlebih, serta menyebabkan pertumbuhan bakteri dan jamur yang dapat menyebabkan keputihan.

4. Ganti pakaian dalam secara teratur

foto: freepik.com

Mengganti pakaian dalam secara teratur akan membantu menjaga kebersihan area genital. Pakaian dalam yang sudah digunakan dapat menahan kelembaban, keringat, dan bakteri, yang dapat mendukung pertumbuhan mikroorganisme penyebab keputihan.

Karena itu penting untuk mengganti pakaian dalam secara teratur minimal 2-3 kali sehari. Disarankan pula untuk mengganti celana dalam jika sudah terasa basah atau lembab.

5. Gunakan pembalut sesuai kebutuhan

foto: freepik.com

Pilih pembalut atau pantyliner yang sesuai dengan kebutuhan dan ganti secara teratur. Disarankan pula untuk membeli pembalut yang dilapisi pelindung yang berfungsi mencegah iritasi.

6. Jaga pola makan

foto: freepik.com

Jaga pola makan dengan makanan sehat, kaya akan nutrisi, dan tinggi serat. Nutrisi yang baik dapat membantu menjaga keseimbangan hormon. Pilih juga sumber protein sehat seperti ikan, daging tanpa lemak, kacang-kacangan, dan biji-bijian.

7. Hindari stres

foto: freepik.com

Stres dapat memengaruhi keseimbangan hormonal. Bahkan ada sejumlah penelitian yang menyebutkan bahwa stres dapat menjadi pemicu keputihan berlebih. Untuk menghindari stres, kamu bisa mencoba teknik relaksasi seperti yoga atau meditasi.

8. Konsumsi yogurt probiotik

foto: freepik.com

Makan makanan yang mengandung probiotik, seperti yogurt, dapat membantu menjaga keseimbangan bakteri baik di saluran pencernaan dan area genital.

Perawatan medis

Jika masalah keputihan sudah abnormal atau terus berlanjut meski sudah melakukan perawatan secara alami, maka ada baiknya untuk berkonsultasi dengan dokter supaya ditangani secara medis. Nah, berikut beberapa metode medis yang biasa digunakan untuk mengatasi keputihan.

9. Pengobatan antijamur dan antibiotik

foto: freepik.com

Jika keputihan disebabkan oleh infeksi jamur seperti candida atau infeksi bakteri, dokter mungkin meresepkan obat antijamur atau antibiotik untuk mengatasi infeksi.

10. Terapi hormon

foto: freepik.com

Jika keputihan terkait dengan perubahan hormon, seperti pada menopause, dokter dapat biasanya menyarankan terapi hormon penggantian (Hormone Replacement Therapy) untuk membantu mengatasi keputihan.

11. Obat topikal

foto: freepik.com

Dalam beberapa kasus pasien dengan keluhan keputihan, dokter meresepkan obat berbentuk krim atau salep topikal untuk mengurangi gatal, perih, atau iritasi. Pasalnya, obat topikal biasanya mengandung probiotik yang dapat membantu menjaga keseimbangan bakteri.

12. Terapi laser

foto: freepik.com

Beberapa kondisi keputihan karena atrofi vagina dapat diobati dengan terapi laser.
Terapi laser untuk keputihan ini dikenal sebagai laser vaginal atau laser CO2 untuk vagina. Selain bermanfaat untuk mengatasi keputihan, terapi laser ini bisa meningkatkan elastisitas, kelembutan, dan kekencangan dinding vagina.

Sebagai tambahan informasi, untuk mencapai hasil yang diinginkan biasanya sesi terapi laser ini harus dilakukan selama beberapa bulan. Terapi laser juga memiliki efek samping berupa kemerahan dan pembekakan di area intim sesaat setelah perawatan.

13. Perawatan bedah

foto: freepik.com

Jika keputihan disebabkan oleh masalah anatomi atau kondisi medis tertentu, biasanya akan ada pilihan perawatan bedah. Namun, perawatan ini biasanya hanya direkomendasikan jika metode lain tidak efektif.

Penulis: Jauda