Jodha Akbar menjadi salah satu drama sejarah India yang paling terkenal dan menarik perhatian penonton di seluruh dunia. Kisah cinta antara Kaisar Jalaluddin Muhammad Akbar dan Jodha Bai berhasil membuat penonton baper. Nggak heran jika serial ini mendapatkan kepopuleran di luar India, seperti di Indonesia.
Selain itu, faktor penting dalam keberhasilan serial ini adalah para pemainnya yang mampu membawakan perannya dengan apik. Pranav Misshra, yang memerankan Mirza Muhammad Hakim, adik Kaisar Akbar jadi aktor yang mencuri perhatian. Pranav sukses memerankan karakter Mirza Hakim yang menjengkelkan.
Peran Mirza Hakim sendiri membawa konflik yang lebih menegangkan. Meski masih terbilang sebagai aktor pendatang baru, lewat karakternya tersebut menunjukkan Pranav tak kalah kerennya dari pemain senior.
Penasaran dengan penampilan terbaru Pranav Misshra? Yuk, simak potretnya yang kini makin karismatik, dihimpun Keeping Times dari Instagram @pranavmisshra, Selasa (6/6).
1. Sudah 10 tahun berlalu sejak penayangan pertama Jodha Akbar, pemeran Mirza Muhammad Hakim ini jadi bikin pangling.
2. Mirza Muhammad Hakim diperankan Pranav Misshra. Penampilannya makin ganteng dan kece, kan?
3. Aktor yang kini berusia 33 tahun ini makin karismatik dengan gayanya.
4. Pranav mengawali kariernya di lewat Kya Huaa Tera Vaada (2012) sebagai Ajay Gujral.
5. Punya hobi olahraga, nggak heran jika penampilannya kini makin macho dengan tubuh atletis.
6. Kemunculannya sebagai adik Kaisar Akbar yang punya sifat menjengkelkan ini sukses bikin kesal penonton. Pesonanya beda dari karakternya, kan?
7. Kariernya semakin menanjak usia memerankan karakter adik termuda dari Kaisar Akbar.
8. Namun, namanya semakin menanjak setelah bermain dalam serial Internet Wala Love (2019) sebagai Karan Sharma.
9. Gayanya dengan setelan jas tuksedo ini memang terlihat bak bangsawan banget.
10. Hingga kini, Pranav masih menekuni kariernya sebagai aktor.
11. Baru-baru ini penampilannya dalam film The Kerala Story menuai kontroversi. Film tersebut mendapat kritikan keras dari kritikus karena menjadi propaganda islamofobia yang dilakukan Partai Bharatiya Janata.
Penulis: Nabilah