Cara mengatasi darah rendah tanpa obat, lengkap dengan penyebab dan gejalanya

foto: freepik.com

Darah rendah, atau hipotensi, adalah kondisi di mana tekanan darah seseorang lebih rendah dari batas normal. Tekanan darah terdiri dari dua angka yakni tekanan sistolik atau tekanan saat jantung berkontraksi dan tekanan diastolik atau tekanan saat jantung beristirahat antara detak jantung.

Tekanan darah sebenarnya dapat bervariasi di setiap individu, tergantung berbagai faktor seperti usia, jenis kelamin, dan kondisi kesehatan. Selain itu, tekanan darah seseorang bisa berubah-ubah sepanjang hari, tergantung pada tingkat stres, makanan dan minuman yang dikonsumsi, serta waktu. Biasanya tekanan darah paling rendah di malam hari lalu meningkat saat bangun tidur.

Akan tetapi, normalnya tekanan darah sekitar 120/80 mmHg. Nah, tekanan darah dianggap rendah jika angka sistolik kurang dari 90 mmHg atau angka diastolik kurang dari 60 mmHg. Biasanya orang yang memiliki tekanan darah rendah akan mengalami berbagai gejala yang tidak nyaman dan mengganggu aktivitas.

Karena itu penting untuk mengetahui apa saja penyebab, gejala, serta cara mengatasi darah rendah. Berikut ulasan lengkapnya yang dirangkum Keeping Times dari berbagai sumber pada Minggu (28/1).

Penyebab darah rendah

foto: freepik.com

Ada beberapa faktor yang dapat menyebabkan tekanan darah rendah, beberapa diantaranya adalah;

  • Dehidrasi
    Kurangnya cairan dalam tubuh dapat menyebabkan penurunan volume darah sehingga jantung harus bekerja lebih keras untuk memompa darah ke seluruh tubuh dan mempertahankan tekanan darah. Namun, dalam beberapa kasus, tubuh mungkin tidak dapat mengimbangi kehilangan cairan dengan cepat atau cukup, yang dapat mengakibatkan tekanan darah rendah.
  • Perubahan posisi tubuh
    Perubahan posisi tubuh, terutama dari posisi duduk atau berbaring menjadi berdiri, dapat menyebabkan tekanan darah rendah. Hal ini terjadi karena perubahan posisi memerlukan penyesuaian cepat dalam sistem kardiovaskular untuk mempertahankan tekanan darah. Ketika seseorang berbaring lalu berdiri, berat tubuh menurun ke bawah dan jantung harus memompa darah lebih tinggi untuk menjaga aliran darah ke otak.
  • Syok
    Keadaan syok, baik akibat pendarahan, infeksi berat, atau trauma serius, dapat menyebabkan tekanan darah merosot secara drastis. Saat tubuh dalam kondisi syok, aliran darah ke organ-organ tubuh tidak mencukupi kebutuhan oksigen dan nutrisi yang diperlukan.
  • Gangguan jantung
    Jantung memiliki fungsi untuk memompa darah ke seluruh tubuh. Jika jantung tidak berfungsi dengan baik, maka kemampuannya untuk mempertahankan tekanan darah normal dapat terpengaruh. Beberapa kondisi jantung seperti denyut jantung yang lambat (bradikardia), serangan jantung, atau gagal jantung dapat menyebabkan tekanan darah rendah.
  • Gangguan neurologis
    Beberapa masalah neurologis seperti Parkinson atau gangguan saraf otonom dapat memengaruhi regulasi tekanan darah.
  • Gangguan endokrin
    Beberapa gangguan kelenjar endokrin, seperti diabetes, dapat memengaruhi tekanan darah.
  • Gangguan hormonal
    Gangguan hormon seperti hipotiroidisme (kelenjar tiroid kurang aktif) dan insufisiensi adrenal dapat menyebabkan hipotensi.
  • Anemia
    Kurangnya sel darah merah atau hemoglobin dalam darah dapat mengurangi kemampuan darah untuk membawa oksigen, yang dapat menyebabkan hipotensi.
  • Efek samping obat
    Beberapa obat, seperti diuretik, obat antihipertensi, dan antidepresan, dapat menyebabkan tekanan darah rendah sebagai efek samping.
  • Kehamilan
    Pada beberapa wanita, terutama pada trimester pertama, tekanan darah dapat menurun. Pasalnya, selama kehamilan, volume darah dalam tubuh wanita meningkat secara signifikan untuk mendukung pertumbuhan janin dan memenuhi kebutuhan tambahan sirkulasi ke plasenta. Peningkatan volume darah ini dapat menyebabkan penurunan tekanan darah.

Gejala darah rendah

foto: freepik.com

Tekanan darah rendah bisa dibarengi dengan berbagai gejala dari yang ringan hingga akut. Tapi dalam beberapa kasus, ada juga orang dengan tekanan darah rendah ada juga yang tak merasakan perubahan apapun di tubuhnya. Nah, berikut gejala umum tekanan darah rendah;

  • Pusing
  • Mudah lelah
  • Pandangan kabur
  • Mual dan muntah
  • Napas cepat dan pendek
  • Kulit pucat
  • Keringat dingin
  • Detak jantung cepat dan terasa berdebar
  • Sulit berkonsentrasi

Cara mengatasi darah rendah

foto: freepik.com

1. Cukup minum air

Seperti yang sudah disinggung sebelumnya, dehidrasi dapat menyebabkan penurunan tekanan darah, jadi pastikan untuk minum air yang cukup. National Academies of Sciences, Engineering, and Medicine di Amerika Serikat menyarankan orang dewasa minum air minimal 8 gelas per hari atau sekitar dengan 2 liter air.

2. Bergerak perlahan

Ketika kamu berpindah dari posisi berbaring ke berdiri, jangan melakukannya secara tiba-tiba. Bangkitlah perlahan dan berikan tubuh waktu untuk menyesuaikan diri terhadap perubahan gravitasi. Jika memungkinkan, usahakan untuk duduk sebentar sebelum berdiri sepenuhnya.

3. Hindari berdiri terlalu lama

Berdiri terlalu lama dapat menyebabkan tekanan darah rendah atau hipotensi ortostatik. Namun jika diharuskan berdiri dalam waktu lama, sesekali pindahkan berat badan dari satu kaki ke kaki lain untuk menjaga sirkulasi darah.

4. Gunakan stoking kompresi

Jika kamu mengalami hipotensi ortostatik yakni penurunan tekanan darah saat berdiri, maka mengenakan stoking kompresi sangat disarankan. Stoking kompresi adalah jenis kaus kaki medis yang khusus dirancang untuk membantu mencegah penurunan tekanan darah yang tiba-tiba. Selain untuk tekanan darah rendah, stoking kompresi ini juga bermanfaat untuk penderita varises dan edema.

5. Konsumsi garam secukupnya

Konsumsi garam dapat membantu meningkatkan tekanan darah pada beberapa orang dengan hipotensi atau darah rendah. Pasalnya, garam atau natrium adalah elektrolit yang membantu menjaga keseimbangan cairan dalam tubuh dan dapat mempengaruhi volume darah dan tekanan darah. Selain memakai garam dalam makanan, kamu juga bisa memanfaatkan kandungan natrium pada beberapa minuman elektrolit serta keju.

6. Makan teratur

Makan makanan yang kaya nutrisi secara teratur. Pilih karbohidrat kompleks seperti roti gandum utuh, beras merah, atau oatmeal. Karbohidrat ini memberikan energi secara bertahap dan dapat membantu mencegah penurunan tiba-tiba gula darah. Hindari pula makanan berlemak tinggi yang membuat pencernaan lebih lambat. Sebaiknya pilih lemak sehat dari alpukat, kacang-kacangan, dan minyak zaitun.

Penulis: Jauda