Tahun Baru Islam 1447 H diperingati pada Jumat, 27 Juni 2025, yang bertepatan dengan 1 Suro dalam kalender Jawa. Sehari sebelumnya, yakni Kamis malam (26 Juni 2025), merupakan malam 1 Suro yang secara spiritual dianggap sebagai malam penuh doa dan harapan baru. Dalam tradisi Jawa dan Islam, malam ini bukan hanya awal bulan, tapi juga momen refleksi dan penguatan spiritual.
Sebagian masyarakat merayakan malam ini dengan berbagai tradisi adat. Namun bagi umat Muslim, malam 1 Suro memiliki makna religius yang mendalam. Ini adalah waktu yang tepat untuk mengintrospeksi diri, membersihkan hati, serta menyusun niat dan amalan menuju tahun baru yang lebih baik. Beragam amalan dianjurkan untuk dilakukan demi mendapatkan limpahan berkah dan pengampunan.
Mengacu pada panduan dari berbagai ulama dan sumber, ada sejumlah amalan penting yang bisa dilakukan secara bertahap di malam ini. Berikut Keeping Times rangkum beberapa amalan untuk menyambut malam 1 Suro 2025 dengan penuh hikmah.
Membaca Doa Akhir Tahun Sebelum Maghrib
Amalan pertama yang dianjurkan dimulai sebelum masuk waktu maghrib, tepatnya di akhir bulan Dzulhijjah. Membaca doa akhir tahun bertujuan untuk memohon ampun atas dosa-dosa yang telah dilakukan selama satu tahun terakhir. Doa ini menjadi bentuk introspeksi dan permohonan kepada Allah SWT agar segala kesalahan diampuni sebelum memasuki lembaran baru.
Doa akhir tahun sebaiknya dibaca sebanyak tiga kali menjelang matahari terbenam. Waktu ini menandai peralihan hari dalam kalender Hijriah, sehingga penting untuk menyempatkan waktu sejenak dari aktivitas dan merenungi apa yang telah dilewati sepanjang tahun. Sebagaimana disebutkan dalam kitab-kitab ulama terdahulu, doa ini menjadi jembatan ruhani menuju awal tahun yang lebih bersih dan diberkahi.
Dengan membaca doa ini, umat Islam juga diingatkan agar tidak terputus harapan dari rahmat-Nya. Kalimat-kalimat yang dipanjatkan dalam doa mengandung permohonan pengampunan, penerimaan amal baik, dan harapan agar Allah tidak memutuskan rahmat-Nya di masa mendatang. Ini merupakan fondasi penting untuk menyambut 1 Muharram dengan hati yang lapang.
Membaca Doa Awal Tahun Setelah Maghrib
Setelah maghrib, saat bulan Muharram secara resmi dimulai, amalan dilanjutkan dengan membaca doa awal tahun. Doa ini dipanjatkan sebanyak tiga kali dan berisi permohonan agar diberikan kekuatan menghadapi tahun baru, serta dijauhkan dari godaan syaitan dan hawa nafsu yang menyesatkan.
Kalimat dalam doa ini juga menggambarkan pengharapan umat kepada Allah SWT agar diberikan bimbingan serta perlindungan. Umat Islam diajak untuk memperkuat niat dan tekad menjadi pribadi yang lebih baik, lebih taat, dan lebih bermanfaat bagi sesama. Doa ini menjadi simbol kesiapan untuk menjalani tahun baru dengan semangat spiritual yang tinggi.
Dengan menyatukan hati dalam doa tersebut, malam 1 Suro tidak hanya menjadi pergantian waktu semata, tetapi menjadi momentum rohaniah yang mendalam. Pembacaan doa awal tahun mencerminkan harapan kolektif umat Islam terhadap tahun yang penuh keberkahan, kemudahan rezeki, dan keselamatan dunia akhirat.
Membersihkan Diri dengan Mandi Sunnah
Salah satu bentuk kesiapan batin untuk menyambut awal tahun baru adalah dengan mandi sunnah. Mandi ini bukan sekadar membersihkan tubuh, tetapi juga sebagai simbol penyucian jiwa dan hati. Dalam beberapa riwayat disebutkan bahwa mandi pada malam-malam istimewa merupakan amalan yang sangat dianjurkan.
Melakukan mandi sunnah ini bisa dilakukan setelah membaca doa awal tahun. Proses ini dianalogikan sebagai bentuk pembaruan diri dari segala keburukan yang melekat sebelumnya, sehingga kita layak menghadap Allah SWT dengan kondisi terbaik. Ini juga menjadi langkah awal dalam menjalani malam-malam awal Muharram dengan kebersihan fisik dan ruhani.
Bersamaan dengan mandi, dianjurkan pula untuk memakai pakaian yang bersih dan wangi. Hal ini akan menambah suasana sakral dan khusyuk dalam beribadah di malam 1 Suro. Umat Islam didorong untuk memaknai tindakan sederhana ini sebagai bentuk penyambutan terhadap tahun baru dengan semangat kesucian dan pembaruan diri.
Memotong Kuku dan Merapikan Diri
Selain mandi, amalan ringan namun memiliki nilai spiritual tinggi adalah memotong kuku. Rasulullah SAW menyebutkan bahwa memotong kuku termasuk dalam fitrah manusia yang bersih dan suci. Dalam hadis riwayat Abu Hurairah disebutkan bahwa kebersihan adalah bagian dari keimanan.
Memotong kuku pada malam 1 Suro menjadi simbol pemutusan dari sifat-sifat buruk yang melekat sebelumnya. Hal ini sejalan dengan semangat Muharram sebagai bulan hijrah, bukan hanya fisik tapi juga mental dan spiritual. Masyarakat muslim dianjurkan untuk melakukannya dengan niat ibadah agar setiap tindakan bernilai di sisi Allah.
Lebih dari sekadar rutinitas kebersihan, merapikan diri pada malam sakral ini memiliki pesan mendalam: bahwa perubahan harus dimulai dari hal terkecil. Ketika seorang muslim memulai tahun barunya dengan bersih dan rapi, ia menanamkan kebiasaan positif yang bisa berkelanjutan sepanjang tahun.
Memperbanyak Zikir dan Membaca Al-Quran
Pada malam 1 Suro, memperbanyak zikir adalah amalan yang sangat dianjurkan karena mengandung banyak keutamaan. Mengingat Allah SWT dengan menyebut asma-Nya akan membawa ketenangan hati dan memperkuat iman. Zikir juga mampu menghapus dosa-dosa kecil yang mungkin terlupa untuk dimintakan ampunan.
Salah satu bentuk zikir yang istimewa adalah membaca surat Al-Ikhlas hingga 1000 kali. Ini sebagaimana dicontohkan oleh sahabat Muawiyah bin Muawiyah Al-Laitsi yang dikenal sangat mencintai surat ini. Dalam satu riwayat, disebutkan bahwa ketika ia wafat, ribuan malaikat turun mendoakannya karena amalan istikamahnya membaca surat Al-Ikhlas.
Tak hanya zikir, membaca Al-Quran juga menjadi sarana mendekatkan diri kepada Allah di malam yang mulia ini. Umat Islam diajak untuk menghidupkan malam tersebut dengan bacaan suci yang menjadi petunjuk hidup. Membaca surat-surat pendek, terutama dari juz 30, bisa menjadi awal yang baik untuk melatih konsistensi di tahun yang baru.
Shalat Malam dan Bersedekah sebagai Penutup
Sebagai penutup rangkaian amalan malam 1 Suro, umat Islam sangat dianjurkan untuk mendirikan shalat sunnah. Mulai dari shalat hajat, taubat, hingga tahajud bisa dilakukan untuk memohon petunjuk, keberkahan, dan perlindungan sepanjang tahun. Shalat ini sebaiknya dilakukan setelah semua amalan sebelumnya selesai dan tubuh dalam keadaan suci.
Shalat sunnah di malam pergantian tahun merupakan bentuk penyerahan diri total kepada Allah SWT. Ini bukan hanya amalan fisik, tapi juga ekspresi harapan dan keyakinan akan pertolongan-Nya. Dengan meluangkan waktu di sepertiga malam terakhir, seorang muslim memperkuat relasi ruhaniah yang berdampak langsung pada mental dan emosinya.
Tak kalah penting, menutup malam dengan sedekah juga sangat dianjurkan. Walaupun nilainya kecil, sedekah di malam 1 Suro memiliki keutamaan besar karena dilakukan di waktu mustajab. Memberi kepada yang membutuhkan bisa menjadi penutup sempurna dari malam penuh doa dan introspeksi ini, sekaligus membuka pintu rezeki dan keberkahan di tahun baru.